Pelajaran 2 - Penebusan dan Perdamaian
LAMAN UTAMA | PEL. 3
Dalam pelajaran sebelumnya, kita telah menguji keabsahan Alkitab sebagai firman Allah, sejarah yang tercatat dalam Alkitab, dan tema tunggal Alkitab: penebusan manusia. Dalam pelajaran ini, kita akan menguji lebih rinci lagi tentang perlunya penebusan bagi manusia dari dosa-dosanya dan bagaimana manusia dapat berdamai dengan Allah.
Masalah Terbesar: Dosa
Dosa memisahkan seseorang dari Allah. Nabi Yesaya menulis tentang bangsa Israel, “tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu” (Yesaya 59:2). Dalam Roma 3, Paulus menegaskan bahwa baik orang Yahudi maupun bangsa-bangsa non Yahudi sama-sama berdosa. Untuk meneguhkan keadaan yang sama dari kedua kelompok bangsa ini, maka kemudian Paulus menulis, “yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:22-23), dan dalam Galatia 3 kita membaca bahwa “... Kitab Suci telah menutup segala sesuatu di bawah dosa..." (Galatia 3:22). Dapat dikatakan bahwa dosa telah memisahkan manusia dari Allah dan telah menjadikan manusia layak untuk menerima hukuman kekal (bdg. Roma 6:23).
Karena dosa telah memisahkan manusia dari Allah, maka harus ada perdamaian antara manusia dengan Allah sebelum seseorang masuk ke dalam persekutuan dengan Allah. Di sinilah peran Yesus menjadi nyata.
Penebusan Dinyatakan
Manusia berdosa butuh penebusan dari dosa-dosanya agar diperdamaikan dengan Allah. Penebusan ini menjadi nyata dengan kematian Yesus Kristus. Dengan belajar Alkitab secara teliti akan nyata bahwa Yesus telah menyerahkan hidup-Nya sebagai tebusan. Yesus berkata, “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Matius 20:28; bdg. 1 Timotius 2:6). Ketika Dia mati di kayu salib di Kalvari, Dia telah diserahkan karena kesalahan-kesalahan kita. Rasul Paulus menulis, “Tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kita pun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita” (Roma 4:24-25). Ibrani 9:14 mengajarkan kepada kita bahwa darah Kristus “menyucikan hati nuranimu dari perbuatan-perbuatan yang mati, untuk beribadah kepada Elohim yang hidup” (Terjemahan Literal).
Ketika Yesus mati di kayu salib, Dia menanggung dosa-dosa kita sehingga kita dapat hidup dalam kebenaran. Tentang kematian Yesus, Rasul Petrus menulis, “Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh” (1 Petrus 2:23-24). Ketika Yesus mati di kayu salib, maka jalan telah diratakan sehingga manusia dapat berdamai dengan Bapa di surga. Mari kita perhatikan perkataan Rasul Paulus ketika dia menulis “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami” (2 Korintus 5:17-19; bdg. Kolose 1:19-23).
Apakah yang harus dilakukan manusia berdosa agar diperdamaikan dengan Allah?
Setelah melihat dengan jelas bahwa Yesus menanggung dosa-dosa kita, melakukan perdamaian dengan Allah, maka kita sekarang harus bertanya, “Apakah yang harus dilakukan seseorang agar diperdamaikan dengan Allah?” Kunci untuk mengerti jawaban atas pertanyaan ini ditemukan dalam 2 Korintus 5:17. Paulus menulis “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang...” (2 Korintus 5:17). Agar seseorang menjadi “ciptaan baru”, dia harus berada di dalam Kristus. Ketika kita belajar dari Kitab Suci, kita menemukan bahwa satu-satunya cara berada di dalam Kristus adalah melalui ketaatan kepada firman-Nya.
Perhatikan langkah-langkah berikut ini bagi seseorang untuk berdamai dengan Allah:
Langkah satu: Yesus dan rasul-rasul-Nya mengajarkan bahwa seseorang harus percaya bahwa Yesus adalah Putra Allah. Bacalah hati-hati ayat-ayat berikut:
- Yesus berkata, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).
- Yesus berkata “Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu" (Yohanes 8:24).
- “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia” (Ibrani 11:6).
- “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan” (Roma 10:9-10).
Langkah dua: Setelah seseorang percaya kepada Yesus dan pengajaran-Nya, maka dia harus bertobat dari dosa-dosanya, datang kepada Yesus. Perubahan atau berbalik ini disebut “pertobatan”. Yesus dan rasul-rasul-Nya mengajarkan bahwa seseorang harus bertobat dari hidupnya yang penuh dosa di masa lampau. Perhatikan ayat-ayat berikut:
- Yesus berkata, “Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian” (Lukas 13:3).
- “Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus” (Kisah Rasul 2:38).
- “Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat” (Kisah Rasul 17:30).
Perhatikan: Bertobat berarti “merubah pikiran untuk lebih baik, sungguh-sungguh berubah dengan membenci dosa-dosa di masa lalu” (Thayer).
Langkah tiga: Orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus dan mau bertobat dan datang kepada Kristus, harus mengakui keyakinannya akan Yesus Kristus. Langkah ini dapat kita lihat dalam surat Paulus kepada jemaat di Roma:
- “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan” (Roma 10:9-10).
- Pengakuan ini dibuktikan dengan buah ketaatan selain mengatakan keyakinan.
Langkah keempat: Jika seseorang benar-benar percaya kepada Yesus untuk membuatnya sebagai petobat yang berubah, mulai dengan mengakui keyakinannya akan Kristus maka dia harus mentaati perintah Kristus untuk dibaptis. Yesus dan rasul-rasul-Nya mengajarkan bahwa seseorang harus dibaptis untuk berada di dalam Yesus Kristus.
- “Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus” (Galatia 3:26, 27).
- Yesus berkata, “Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum” (Markus 16:15-16).
Langkah-langkah untuk berdamai dengan Allah:
· Percaya kepada Yesus Kristus.
· Bertobat dari dosa-dosa dengan berbalik kepada Kristus.
· Mengakui keyakinan akan Yesus Kristus.
· Menaati perintah Yesus untuk dibaptis.
“Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus” (Kisah Rasul 2:38).
Mengapa Perlu Baptisan?
Dalam dunia keagamaan, secara umum disetujui tentang perlunya keyakinan, pertobatan, dan pengakuan supaya selamat. Tetapi, ada ketidaksetujuan tentang apakah Kristus mengajarkan atau tidak bahwa seseorang harus percaya dan dibaptis supaya selamat (bdg. Markus 16:16).
Silakan pertimbangkan sejenak apa yang dikatakan Alkitab tentang pentingnya baptisan. Pertama, kita perhatikan bahwa Yesus Kristus memerintahkan kepada seorang berdosa untuk percaya dan dibaptis agar selamat. Faktanya, Yesus mengatakan hal ini sebagai berita Injil (Markus 16:15-16). Kedua, Ananias memerintahkan kepada Paulus, “Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!” (Kisah Rasul 22:16). Menurut Ananias, ketika Paulus mentaati perintah untuk dibaptis, maka dosa-dosanya disucikan semuanya. (Ingat, sebagaimana kita telah ketahui, ketaatan Paulus kepada perintah untuk dibaptis harus didahului oleh kepercayaan, pertobatan, dan pengakuan. Tanpa ketiga hal ini Paulus belum selamat).
Ketiga, lebih lanjut dalam pelajaran ini kita menemukan sebuah pernyataan yang ditulis oleh Petrus. Dia menulis, “Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan -- maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah -- oleh kebangkitan Yesus Kristus” (1 Petrus 3:21). Pengertian ayat ini jelas: Baptisan perlu untuk keselamatan. Baptisan bukan membersihkan kotoran tubuh, tetapi baptisan adalah suatu tindakan ketaatan, yang olehnya seseorang memiliki hati nurani yang murni kepada Allah. Akhirnya, kita lihat dari Kitab Suci bahwa baptisan adalah penguburan. Dalam Roma 6:1-14, Paulus mengajarkan bahwa ketika seseorang dibaptiskan ke dalam Kristus, dia dibaptiskan ke dalam kematian Kristus. Alasannya sangat sederhana: sama seperti Yesus Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, maka demikian juga seseorang yang dibaptis akan bangkit untuk hidup dalam kehidupan yang baru. Setelah baptisan, dia telah bebas dari perbudakan dosa. Dia telah beroleh hidup dalam Kristus. Baptisan adalah sebuah tindakan ketaatan yang penting. Baptisan sama pentingnya dengan percaya kepada Yesus Kristus, bertobat dari dosa-dosa, dan mengaku nama Kristus. Atas ketaatan kepada perintah Yesus Kristus dan rasul-rasul-Nya, maka seseorang akan ditambahkan ke dalam gereja, tubuh Kristus (Kisah Rasul 2:47).
Pertanyaan
Pertanyaan yang harus Anda tanyakan kepada diri sendiri sederhana: Sudahkah Anda berdamai dengan Allah? Jika belum, mengapa Anda tidak mempertimbangkan untuk menjadi orang Kristen saat ini supaya Anda ditambahkan ke dalam tubuh Kristus yang mulia?

Form Ujian
Pelajaran 2 - Penebusan dan Perdamaian
Dalam pelajaran sebelumnya, kita telah menguji keabsahan Alkitab sebagai firman Allah, sejarah yang tercatat dalam Alkitab, dan tema tunggal Alkitab: penebusan manusia. Dalam pelajaran ini, kita akan menguji lebih rinci lagi tentang perlunya penebusan bagi manusia dari dosa-dosanya dan bagaimana manusia dapat berdamai dengan Allah.
Masalah Terbesar: Dosa
Dosa memisahkan seseorang dari Allah. Nabi Yesaya menulis tentang bangsa Israel, “tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu” (Yesaya 59:2). Dalam Roma 3, Paulus menegaskan bahwa baik orang Yahudi maupun bangsa-bangsa non Yahudi sama-sama berdosa. Untuk meneguhkan keadaan yang sama dari kedua kelompok bangsa ini, maka kemudian Paulus menulis, “yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:22-23), dan dalam Galatia 3 kita membaca bahwa “... Kitab Suci telah menutup segala sesuatu di bawah dosa..." (Galatia 3:22). Dapat dikatakan bahwa dosa telah memisahkan manusia dari Allah dan telah menjadikan manusia layak untuk menerima hukuman kekal (bdg. Roma 6:23).
Karena dosa telah memisahkan manusia dari Allah, maka harus ada perdamaian antara manusia dengan Allah sebelum seseorang masuk ke dalam persekutuan dengan Allah. Di sinilah peran Yesus menjadi nyata.
Penebusan Dinyatakan
Manusia berdosa butuh penebusan dari dosa-dosanya agar diperdamaikan dengan Allah. Penebusan ini menjadi nyata dengan kematian Yesus Kristus. Dengan belajar Alkitab secara teliti akan nyata bahwa Yesus telah menyerahkan hidup-Nya sebagai tebusan. Yesus berkata, “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Matius 20:28; bdg. 1 Timotius 2:6). Ketika Dia mati di kayu salib di Kalvari, Dia telah diserahkan karena kesalahan-kesalahan kita. Rasul Paulus menulis, “Tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kita pun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita” (Roma 4:24-25). Ibrani 9:14 mengajarkan kepada kita bahwa darah Kristus “menyucikan hati nuranimu dari perbuatan-perbuatan yang mati, untuk beribadah kepada Elohim yang hidup” (Terjemahan Literal).
Ketika Yesus mati di kayu salib, Dia menanggung dosa-dosa kita sehingga kita dapat hidup dalam kebenaran. Tentang kematian Yesus, Rasul Petrus menulis, “Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh” (1 Petrus 2:23-24). Ketika Yesus mati di kayu salib, maka jalan telah diratakan sehingga manusia dapat berdamai dengan Bapa di surga. Mari kita perhatikan perkataan Rasul Paulus ketika dia menulis “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami” (2 Korintus 5:17-19; bdg. Kolose 1:19-23).
Apakah yang harus dilakukan manusia berdosa agar diperdamaikan dengan Allah?
Setelah melihat dengan jelas bahwa Yesus menanggung dosa-dosa kita, melakukan perdamaian dengan Allah, maka kita sekarang harus bertanya, “Apakah yang harus dilakukan seseorang agar diperdamaikan dengan Allah?” Kunci untuk mengerti jawaban atas pertanyaan ini ditemukan dalam 2 Korintus 5:17. Paulus menulis “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang...” (2 Korintus 5:17). Agar seseorang menjadi “ciptaan baru”, dia harus berada di dalam Kristus. Ketika kita belajar dari Kitab Suci, kita menemukan bahwa satu-satunya cara berada di dalam Kristus adalah melalui ketaatan kepada firman-Nya.
Perhatikan langkah-langkah berikut ini bagi seseorang untuk berdamai dengan Allah:
Langkah satu: Yesus dan rasul-rasul-Nya mengajarkan bahwa seseorang harus percaya bahwa Yesus adalah Putra Allah. Bacalah hati-hati ayat-ayat berikut:
- Yesus berkata, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).
- Yesus berkata “Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu" (Yohanes 8:24).
- “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia” (Ibrani 11:6).
- “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan” (Roma 10:9-10).
Langkah dua: Setelah seseorang percaya kepada Yesus dan pengajaran-Nya, maka dia harus bertobat dari dosa-dosanya, datang kepada Yesus. Perubahan atau berbalik ini disebut “pertobatan”. Yesus dan rasul-rasul-Nya mengajarkan bahwa seseorang harus bertobat dari hidupnya yang penuh dosa di masa lampau. Perhatikan ayat-ayat berikut:
- Yesus berkata, “Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian” (Lukas 13:3).
- “Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus” (Kisah Rasul 2:38).
- “Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat” (Kisah Rasul 17:30).
Perhatikan: Bertobat berarti “merubah pikiran untuk lebih baik, sungguh-sungguh berubah dengan membenci dosa-dosa di masa lalu” (Thayer).
Langkah tiga: Orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus dan mau bertobat dan datang kepada Kristus, harus mengakui keyakinannya akan Yesus Kristus. Langkah ini dapat kita lihat dalam surat Paulus kepada jemaat di Roma:
- “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan” (Roma 10:9-10).
- Pengakuan ini dibuktikan dengan buah ketaatan selain mengatakan keyakinan.
Langkah keempat: Jika seseorang benar-benar percaya kepada Yesus untuk membuatnya sebagai petobat yang berubah, mulai dengan mengakui keyakinannya akan Kristus maka dia harus mentaati perintah Kristus untuk dibaptis. Yesus dan rasul-rasul-Nya mengajarkan bahwa seseorang harus dibaptis untuk berada di dalam Yesus Kristus.
- “Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus” (Galatia 3:26, 27).
- Yesus berkata, “Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum” (Markus 16:15-16).
Langkah-langkah untuk berdamai dengan Allah:
· Percaya kepada Yesus Kristus.
· Bertobat dari dosa-dosa dengan berbalik kepada Kristus.
· Mengakui keyakinan akan Yesus Kristus.
· Menaati perintah Yesus untuk dibaptis.
“Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus” (Kisah Rasul 2:38).
Mengapa Perlu Baptisan?
Dalam dunia keagamaan, secara umum disetujui tentang perlunya keyakinan, pertobatan, dan pengakuan supaya selamat. Tetapi, ada ketidaksetujuan tentang apakah Kristus mengajarkan atau tidak bahwa seseorang harus percaya dan dibaptis supaya selamat (bdg. Markus 16:16).
Silakan pertimbangkan sejenak apa yang dikatakan Alkitab tentang pentingnya baptisan. Pertama, kita perhatikan bahwa Yesus Kristus memerintahkan kepada seorang berdosa untuk percaya dan dibaptis agar selamat. Faktanya, Yesus mengatakan hal ini sebagai berita Injil (Markus 16:15-16). Kedua, Ananias memerintahkan kepada Paulus, “Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!” (Kisah Rasul 22:16). Menurut Ananias, ketika Paulus mentaati perintah untuk dibaptis, maka dosa-dosanya disucikan semuanya. (Ingat, sebagaimana kita telah ketahui, ketaatan Paulus kepada perintah untuk dibaptis harus didahului oleh kepercayaan, pertobatan, dan pengakuan. Tanpa ketiga hal ini Paulus belum selamat).
Ketiga, lebih lanjut dalam pelajaran ini kita menemukan sebuah pernyataan yang ditulis oleh Petrus. Dia menulis, “Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan -- maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah -- oleh kebangkitan Yesus Kristus” (1 Petrus 3:21). Pengertian ayat ini jelas: Baptisan perlu untuk keselamatan. Baptisan bukan membersihkan kotoran tubuh, tetapi baptisan adalah suatu tindakan ketaatan, yang olehnya seseorang memiliki hati nurani yang murni kepada Allah. Akhirnya, kita lihat dari Kitab Suci bahwa baptisan adalah penguburan. Dalam Roma 6:1-14, Paulus mengajarkan bahwa ketika seseorang dibaptiskan ke dalam Kristus, dia dibaptiskan ke dalam kematian Kristus. Alasannya sangat sederhana: sama seperti Yesus Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, maka demikian juga seseorang yang dibaptis akan bangkit untuk hidup dalam kehidupan yang baru. Setelah baptisan, dia telah bebas dari perbudakan dosa. Dia telah beroleh hidup dalam Kristus. Baptisan adalah sebuah tindakan ketaatan yang penting. Baptisan sama pentingnya dengan percaya kepada Yesus Kristus, bertobat dari dosa-dosa, dan mengaku nama Kristus. Atas ketaatan kepada perintah Yesus Kristus dan rasul-rasul-Nya, maka seseorang akan ditambahkan ke dalam gereja, tubuh Kristus (Kisah Rasul 2:47).
Pertanyaan
Pertanyaan yang harus Anda tanyakan kepada diri sendiri sederhana: Sudahkah Anda berdamai dengan Allah? Jika belum, mengapa Anda tidak mempertimbangkan untuk menjadi orang Kristen saat ini supaya Anda ditambahkan ke dalam tubuh Kristus yang mulia?

Sampai di sini Anda telah selesai membaca dan mempelajari seluruh "Pelajaran 2 - Penebusan dan Perdamaian" ini. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pelajaran ini secara online, silakan klik tombol form berikut ini.
Form Ujian

SABDA INJIL