Pelajaran 5 - Apakah Anda Akan Menaati Firman Tuhan?
LAMAN UTAMA
Dalam seri kursus ini kita telah mempelajari banyak hal:
Perlunya Menaati Firman Allah
Dalam Matius 7:21-23, Yesus menunjukkan betapa pentingnya menaati Bapa-Nya yang di surga, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" Seperti yang sudah terlihat dengan jelas bahwa hanya dengan menyebut “Tuhan, Tuhan” tidak ada artinya. Seseorang yang sungguh-sungguh menyeru nama Tuhan adalah seseorang yang melakukan kehendak Tuhan. Itulah yang disebut "dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga."
Bagaimana kita mengetahui kehendak Allah bagi umat manusia? Jawabannya sederhana: lihatlah dalam Alkitab! Paulus menuliskan, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2 Timotius 3:16, 17). Allah mengungkapkan kehendak-Nya melalui tulisan-tulisan para nabi dan rasul yang menulisnya dengan bimbingan Roh Kudus (Yohanes 14:25-26, 16:13; Efesus 2:20). Sama seperti kehendak Allah bagi bangsa Israel telah diungkapkan dalam Perjanjian Lama, kehendak-Nya bagi manusia zaman sekarang diungkapkan dalam Perjanjian Baru. Jika kita ingin mengetahui kehendak Allah, maka kita wajib belajar firman-Nya. Seperti yang ditulis rasul Paulus, firman Allah berguna untuk mengajar, menegur kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik dalam kebenaran (2 Timotius 3:16).
Bila seseorang tidak menaati kehendak Allah, dia masih tetap dalam pelanggaran atau dosa, bahkan berpotensi melakukan pelanggaran-pelanggaran atau dosa-dosa lain yang terus akan menumpuk dan tidak terampuni. Sehubungan dengan orang yang tidak taat, Yesus berkata: “Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Matius 7:23). Tipe dari ketidaktaatan ini akan membuat seseorang itu berada di luar kerajaan Allah. Luangkanlah waktu untuk membaca perumpamaan tentang pembangun bijak dan pembangun bodoh. Perhatikan apa yang didapatkan oleh orang bijak yang taat dan orang bodoh yang tidak taat (Matius 7:24-27).
Selain ketaatan yang memimpin seseorang ke surga, ketaatan kepada kehendak Allah akan membawa seseorang kepada hubungan kasih dengan Allah. Perhatikan perkataan Yesus saat Dia mengajar: “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?" Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia” (Yohanes 14:21-23). Apakah Anda ingin memiliki hubungan kasih dengan Allah? Apakah Anda ingin pergi ke surga? Jika ya, maka taatilah Allah sekarang juga.
Perlunya Menaati Ajaran Tuhan Yesus
Ada beberapa alasan mengapa kita harus menaati ajaran Tuhan Yesus Kristus.
Salah satunya, kita harus menaati Yesus karena Dia mengajarkan kepada kita kehendak Allah. Dalam Yohanes 14:24 Yesus berkata: “Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.” Yesus juga berkata: “Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak” (Yohanes 5:19).
Alasan yang lain mengapa kita harus menaati ajaran Yesus adalah karena penghakiman. Perhatikan apa yang dituliskan Paulus berikut ini: “Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus” (Roma 2:16). Juga di dalam 2 Timotius 4:1, “Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya.” Sudah sangat jelas dalam Alkitab bahwa kita harus menaati Kristus, sebab Dia akan menghakimi kita masing-masing.
Ketaatan berhubungan erat dengan keselamatan, inilah alasan yang lain mengapa kita harus menaati Yesus. Menurut Markus 16:15-16, ketaatan akan menghasilkan keselamatan. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.” Perhatikanlah fakta tentang Yesus mendefinisikan Injil (Berita Baik) sebagai, “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan.” Kemudian Yesus juga memperingatkan “Siapa yang tidak percaya akan dihukum.” Dengan keyakinan dan ketaatan kepada perintah untuk dibaptis, seseorang itu akan diselamatkan. Tanpa ketaatan, tidak ada yang bisa menyelamatkan.
Apakah Anda masih memerlukan alasan lain, mengapa harus menaati Yesus? Inilah alasan yang besar. Dengan menaati Yesus, Anda akan terhindar dari kematian rohani. Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya" (Yohanes 8:51). Anda tidak perlu menghabiskan kekekalan di neraka. Taatilah firman Yesus saat ini supaya Anda diselamatkan.
Siapa yang Anda Taati?
Perlunya Menaati Ajaran Para Penulis yang Diilhami
Sebelum Yesus meninggalkan bumi ini, Dia mengucapkan janji kepada rasul-rasul-Nya. Yesus berkata, “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (Yohanes 14:25-26).
Sebelum Dia naik ke surga, Yesus berkata, “Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Matius 28:18-20). Para rasul menaati Yesus ketika mereka pergi memberitakan dan mengajarkan Injil Yesus Kristus.
Bagaimanakah dunia akan mengetahui bahwa apa yang akan diajarkan oleh para rasul adalah datang dari pikiran Allah? Ajaran para rasul telah diteguhkan oleh Allah dengan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat. Perhatikan ayat-ayat dalam Kitab Ibrani berikut: “Sebab kalau firman yang dikatakan dengan perantaraan malaikat-malaikat tetap berlaku, dan setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal, bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai, sedangkan Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karunia Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya” (Ibrani 2:2-4). Perhatikan kata-kata yang diucapkan Tuhan dan mereka yang telah mendengar-Nya diteguhkan dengan tanda-tanda, mukjizat-mukjizat dan berbagai tanda ajaib dan karunia Roh Kudus. Firman yang disampaikan para rasul telah diteguhkan dengan tanda ajaib.
Apa yang terjadi bila seseorang menolak ajaran rasul? Seseorang yang menolak ajaran rasul berarti menolak ajaran Kristus. Yesus berkata, "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu,...Barangsiapa membenci Aku, ia membenci juga Bapa-Ku” (Yohanes 15:18, 23). Di dalam 1 Yohanes 2:23 juga Yohanes berkata, “Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa.”
Sebagaimana sudah ditunjukkan bahwa menaati tulisan para rasul dan penulis lain yang diilhami berarti menaati perkataan Yesus. Menaati perkataan Yesus berarti menaati perkataan Allah.
Ketaatan Harus Diterapkan dengan Iman
Bila ketaatan itu sangat penting untuk keselamatan seseorang, tanpa iman, maka ketaatan itu tidak berarti. Sebab Anda bisa melihat bahwa tanpa iman, seseorang itu tidak akan berkenan kepada Allah. Fakta ini dengan jelas dinyatakan dalam Ibrani 11:6, “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” Tidak peduli, sebanyak apapun perbuatan yang dilakukan oleh seseorang, tanpa iman, maka Allah tidak akan pernah berkenan akan hal itu. Fakta bahwa seseorang dapat berkenan kepada Pencipta alam semesta ini, seharusnya memotivasi kita untuk memiliki iman.
Dalam ajaran Yesus Kristus seringkali kita melihat-Nya mengajarkan iman dan ketaatan. Contohnya, di dalam Yohanes 3:16, Yesus berkata, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Kemudian di dalam Matius 7:21, Yesus berkata, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” Jadi yang mana? Apakah Yesus menuntut iman atau ketaatan? Kita harus mengingat, bahwa ini bukan situasi, tetapi suatu kombinasi iman dan ketaatan. Fakta ini terlihat jelas di dalam Markus 16:16. Yesus mengajarkan murid-murid-Nya untuk mengajarkan hal berikut, “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.” Dalam perkataan Yesus ini kita melihat bahwa iman haruslah disertai ketaatan, dalam kasus ini adalah baptisan. Apakah arti yang dimaksudkan Yesus ketika dia berkata, siapa yang tidak percaya akan dihukum? Jawabannya sederhana, bahwa tanpa iman, perbuatan itu tidak ada artinya. Iman dan ketaatan harus ada dalam kehidupan seseorang.
Ada beberapa orang berkata bahwa manusia bisa selamat oleh imannya tanpa ketaatan kepada firman Allah. Tetapi, perhatikan apa yang tertulis di dalam Yakobus 2:14-26, “Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan?.... Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati .... Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? .... Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman .... Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.”
Dari teks tersebut, tanpa diragukan lagi, jelas bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Hanya satu kali dalam Alkitab ada frasa yang berbunyi, “hanya iman" atau "iman saja”, yaitu di dalam Yakobus 2:24. Seperti yang bisa terlihat jelas dari teks di atas, Yakobus 2:24 mengajarkan bahwa manusia dibenarkan melalui iman dan perbuatannya. Manusia tidak dibenarkan oleh iman saja.
Ketaatan Kita Harus Ditunjukkan dalam Perkataan dan Perbuatan
Seperti yang telah dijelaskan dalam pelajaran-pelajaran kita, ketaatan yang sungguh-sungguh kepada Allah harus dimulai dari keyakinan seseorang kepada Yesus (Yohanes 3:16), bertobat dari dosa-dosa (Lukas 13:3), mengakui imannya kepada Kristus Yesus (Roma 10:9-10), dan dibaptis ke dalam Kristus Yesus (Markus 16:16; Roma 6:3-4). Inilah langkah-langkah awal yang harus diambil seseorang untuk beralih kepada kehidupan yang penuh ketaatan kepada Bapa surgawi. Setelah seseorang itu diselamatkan, maka dia harus hidup dalam ketaatan kepada Allah dan firman-Nya. Paulus menulis, “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita” (Kolose 3:17).
Kesimpulan
Jika Anda belum melakukan langkah pertama kepada iman dan ketaatan kepada firman Allah yang kudus, maka lakukanlah itu sekarang.
Bagan yang tersedia di bawah ini dengan jelas menunjukkan peta perjalanan keselamatan yang berasal dari Allah. Di saat Anda mengikuti rencana keselamatan dari Allah, maka Anda akan ditambahkan ke dalam jemaat, tubuh Kristus. Setelah menjadi anggota jemaat Kristus, maka Anda bisa dengan setia bekerja di jemaat lokal. Anda bisa melakukan bagian anda dalam pelayanan kepada Allah dengan hidup setia dan bekerja di jemaat lokal. Namun demikian, semua itu dimulai dari tindakan Anda mengambil langkah-langkah awal kepada hidup yang kekal bersama Allah di surga.
Jika Anda sudah mengambil langkah-langkah menuju keselamatan, dimana hasilnya adalah menjadi seorang Kristen, anak Allah, maka kemudian Anda harus tetap setia dalam kehidupan Anda. Hidup setia kepada Allah artinya menaati Allah di setiap area kehidupan Anda. Jika Anda gagal menaati Allah, maka sudah saatnya Anda untuk bertobat dari dosa-dosa dan memohon supaya Allah mengampuni Anda. Jika Anda mau melakukannya, maka Allah itu setia dan adil untuk mengampuni dosa-dosa Anda (Kisah Rasul 8:22; 1 Yohanes 1:8-10; 2:1-2).
Form Ujian
Pelajaran 5 - Apakah Anda Akan Menaati Firman Tuhan?
Dalam seri kursus ini kita telah mempelajari banyak hal:
- Dalam pelajaran 1 kita menyelidiki Alkitab yang menakjubkan itu. Kita melihat kesatuan Alkitab, keabsahan Alkitab, sejarah yang terdapat dalam Alkitab, dan juga janji keselamatan.
- Dalam pelajaran 2 kita melihat masalah dosa dan apa yang telah Yesus lakukan agar pengampunan dosa itu bisa kita dapatkan. Ditunjukkan juga kepada kita langkah-langkah penebusan dosa dan berdamai dengan Allah.
- Dalam pelajaran 3 kita dipekenalkan gereja yang didirikan Kristus. Kita mendefinisikan gereja, menunjukkan waktu berdirinya, pemiliknya, dan dijelaskan juga bagaimanakah tubuh Kristus itu.
- Dalam pelajaran 4 kita menyelidiki gereja lokal. Kita mendefinisikan apa gereja Tuhan itu, bagaimana organisasi dalam gereja, dan apakah pekerjaan gereja lokal itu.
Perlunya Menaati Firman Allah
Dalam Matius 7:21-23, Yesus menunjukkan betapa pentingnya menaati Bapa-Nya yang di surga, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" Seperti yang sudah terlihat dengan jelas bahwa hanya dengan menyebut “Tuhan, Tuhan” tidak ada artinya. Seseorang yang sungguh-sungguh menyeru nama Tuhan adalah seseorang yang melakukan kehendak Tuhan. Itulah yang disebut "dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga."
Bagaimana kita mengetahui kehendak Allah bagi umat manusia? Jawabannya sederhana: lihatlah dalam Alkitab! Paulus menuliskan, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2 Timotius 3:16, 17). Allah mengungkapkan kehendak-Nya melalui tulisan-tulisan para nabi dan rasul yang menulisnya dengan bimbingan Roh Kudus (Yohanes 14:25-26, 16:13; Efesus 2:20). Sama seperti kehendak Allah bagi bangsa Israel telah diungkapkan dalam Perjanjian Lama, kehendak-Nya bagi manusia zaman sekarang diungkapkan dalam Perjanjian Baru. Jika kita ingin mengetahui kehendak Allah, maka kita wajib belajar firman-Nya. Seperti yang ditulis rasul Paulus, firman Allah berguna untuk mengajar, menegur kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik dalam kebenaran (2 Timotius 3:16).
Bila seseorang tidak menaati kehendak Allah, dia masih tetap dalam pelanggaran atau dosa, bahkan berpotensi melakukan pelanggaran-pelanggaran atau dosa-dosa lain yang terus akan menumpuk dan tidak terampuni. Sehubungan dengan orang yang tidak taat, Yesus berkata: “Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Matius 7:23). Tipe dari ketidaktaatan ini akan membuat seseorang itu berada di luar kerajaan Allah. Luangkanlah waktu untuk membaca perumpamaan tentang pembangun bijak dan pembangun bodoh. Perhatikan apa yang didapatkan oleh orang bijak yang taat dan orang bodoh yang tidak taat (Matius 7:24-27).
Selain ketaatan yang memimpin seseorang ke surga, ketaatan kepada kehendak Allah akan membawa seseorang kepada hubungan kasih dengan Allah. Perhatikan perkataan Yesus saat Dia mengajar: “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?" Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia” (Yohanes 14:21-23). Apakah Anda ingin memiliki hubungan kasih dengan Allah? Apakah Anda ingin pergi ke surga? Jika ya, maka taatilah Allah sekarang juga.
Perlunya Menaati Ajaran Tuhan Yesus
Ada beberapa alasan mengapa kita harus menaati ajaran Tuhan Yesus Kristus.
Salah satunya, kita harus menaati Yesus karena Dia mengajarkan kepada kita kehendak Allah. Dalam Yohanes 14:24 Yesus berkata: “Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.” Yesus juga berkata: “Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak” (Yohanes 5:19).
Alasan yang lain mengapa kita harus menaati ajaran Yesus adalah karena penghakiman. Perhatikan apa yang dituliskan Paulus berikut ini: “Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus” (Roma 2:16). Juga di dalam 2 Timotius 4:1, “Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya.” Sudah sangat jelas dalam Alkitab bahwa kita harus menaati Kristus, sebab Dia akan menghakimi kita masing-masing.
Ketaatan berhubungan erat dengan keselamatan, inilah alasan yang lain mengapa kita harus menaati Yesus. Menurut Markus 16:15-16, ketaatan akan menghasilkan keselamatan. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.” Perhatikanlah fakta tentang Yesus mendefinisikan Injil (Berita Baik) sebagai, “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan.” Kemudian Yesus juga memperingatkan “Siapa yang tidak percaya akan dihukum.” Dengan keyakinan dan ketaatan kepada perintah untuk dibaptis, seseorang itu akan diselamatkan. Tanpa ketaatan, tidak ada yang bisa menyelamatkan.
Apakah Anda masih memerlukan alasan lain, mengapa harus menaati Yesus? Inilah alasan yang besar. Dengan menaati Yesus, Anda akan terhindar dari kematian rohani. Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya" (Yohanes 8:51). Anda tidak perlu menghabiskan kekekalan di neraka. Taatilah firman Yesus saat ini supaya Anda diselamatkan.
Siapa yang Anda Taati?
- Taatilah Allah melalui ketaatan kepada firman-Nya yang ada dalam Alkitab.
- Taatilah Yesus Kristus melalui ketaatan kepada ajaran-Nya yang ditemukan dalam Alkitab.
- Taatilah Kitab Suci, yang telah diberikan dengan inspirasi Allah terhadap penulis-penulis melalui Roh Kudus.
Perlunya Menaati Ajaran Para Penulis yang Diilhami
Sebelum Yesus meninggalkan bumi ini, Dia mengucapkan janji kepada rasul-rasul-Nya. Yesus berkata, “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (Yohanes 14:25-26).
Sebelum Dia naik ke surga, Yesus berkata, “Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Matius 28:18-20). Para rasul menaati Yesus ketika mereka pergi memberitakan dan mengajarkan Injil Yesus Kristus.
Bagaimanakah dunia akan mengetahui bahwa apa yang akan diajarkan oleh para rasul adalah datang dari pikiran Allah? Ajaran para rasul telah diteguhkan oleh Allah dengan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat. Perhatikan ayat-ayat dalam Kitab Ibrani berikut: “Sebab kalau firman yang dikatakan dengan perantaraan malaikat-malaikat tetap berlaku, dan setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal, bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai, sedangkan Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karunia Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya” (Ibrani 2:2-4). Perhatikan kata-kata yang diucapkan Tuhan dan mereka yang telah mendengar-Nya diteguhkan dengan tanda-tanda, mukjizat-mukjizat dan berbagai tanda ajaib dan karunia Roh Kudus. Firman yang disampaikan para rasul telah diteguhkan dengan tanda ajaib.
Apa yang terjadi bila seseorang menolak ajaran rasul? Seseorang yang menolak ajaran rasul berarti menolak ajaran Kristus. Yesus berkata, "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu,...Barangsiapa membenci Aku, ia membenci juga Bapa-Ku” (Yohanes 15:18, 23). Di dalam 1 Yohanes 2:23 juga Yohanes berkata, “Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa.”
Sebagaimana sudah ditunjukkan bahwa menaati tulisan para rasul dan penulis lain yang diilhami berarti menaati perkataan Yesus. Menaati perkataan Yesus berarti menaati perkataan Allah.
Ketaatan Harus Diterapkan dengan Iman
Bila ketaatan itu sangat penting untuk keselamatan seseorang, tanpa iman, maka ketaatan itu tidak berarti. Sebab Anda bisa melihat bahwa tanpa iman, seseorang itu tidak akan berkenan kepada Allah. Fakta ini dengan jelas dinyatakan dalam Ibrani 11:6, “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” Tidak peduli, sebanyak apapun perbuatan yang dilakukan oleh seseorang, tanpa iman, maka Allah tidak akan pernah berkenan akan hal itu. Fakta bahwa seseorang dapat berkenan kepada Pencipta alam semesta ini, seharusnya memotivasi kita untuk memiliki iman.
Dalam ajaran Yesus Kristus seringkali kita melihat-Nya mengajarkan iman dan ketaatan. Contohnya, di dalam Yohanes 3:16, Yesus berkata, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Kemudian di dalam Matius 7:21, Yesus berkata, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” Jadi yang mana? Apakah Yesus menuntut iman atau ketaatan? Kita harus mengingat, bahwa ini bukan situasi, tetapi suatu kombinasi iman dan ketaatan. Fakta ini terlihat jelas di dalam Markus 16:16. Yesus mengajarkan murid-murid-Nya untuk mengajarkan hal berikut, “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.” Dalam perkataan Yesus ini kita melihat bahwa iman haruslah disertai ketaatan, dalam kasus ini adalah baptisan. Apakah arti yang dimaksudkan Yesus ketika dia berkata, siapa yang tidak percaya akan dihukum? Jawabannya sederhana, bahwa tanpa iman, perbuatan itu tidak ada artinya. Iman dan ketaatan harus ada dalam kehidupan seseorang.
Ada beberapa orang berkata bahwa manusia bisa selamat oleh imannya tanpa ketaatan kepada firman Allah. Tetapi, perhatikan apa yang tertulis di dalam Yakobus 2:14-26, “Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan?.... Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati .... Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? .... Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman .... Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.”
Dari teks tersebut, tanpa diragukan lagi, jelas bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Hanya satu kali dalam Alkitab ada frasa yang berbunyi, “hanya iman" atau "iman saja”, yaitu di dalam Yakobus 2:24. Seperti yang bisa terlihat jelas dari teks di atas, Yakobus 2:24 mengajarkan bahwa manusia dibenarkan melalui iman dan perbuatannya. Manusia tidak dibenarkan oleh iman saja.
Ketaatan Kita Harus Ditunjukkan dalam Perkataan dan Perbuatan
Seperti yang telah dijelaskan dalam pelajaran-pelajaran kita, ketaatan yang sungguh-sungguh kepada Allah harus dimulai dari keyakinan seseorang kepada Yesus (Yohanes 3:16), bertobat dari dosa-dosa (Lukas 13:3), mengakui imannya kepada Kristus Yesus (Roma 10:9-10), dan dibaptis ke dalam Kristus Yesus (Markus 16:16; Roma 6:3-4). Inilah langkah-langkah awal yang harus diambil seseorang untuk beralih kepada kehidupan yang penuh ketaatan kepada Bapa surgawi. Setelah seseorang itu diselamatkan, maka dia harus hidup dalam ketaatan kepada Allah dan firman-Nya. Paulus menulis, “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita” (Kolose 3:17).
Kesimpulan
Jika Anda belum melakukan langkah pertama kepada iman dan ketaatan kepada firman Allah yang kudus, maka lakukanlah itu sekarang.
Bagan yang tersedia di bawah ini dengan jelas menunjukkan peta perjalanan keselamatan yang berasal dari Allah. Di saat Anda mengikuti rencana keselamatan dari Allah, maka Anda akan ditambahkan ke dalam jemaat, tubuh Kristus. Setelah menjadi anggota jemaat Kristus, maka Anda bisa dengan setia bekerja di jemaat lokal. Anda bisa melakukan bagian anda dalam pelayanan kepada Allah dengan hidup setia dan bekerja di jemaat lokal. Namun demikian, semua itu dimulai dari tindakan Anda mengambil langkah-langkah awal kepada hidup yang kekal bersama Allah di surga.

Jika Anda sudah mengambil langkah-langkah menuju keselamatan, dimana hasilnya adalah menjadi seorang Kristen, anak Allah, maka kemudian Anda harus tetap setia dalam kehidupan Anda. Hidup setia kepada Allah artinya menaati Allah di setiap area kehidupan Anda. Jika Anda gagal menaati Allah, maka sudah saatnya Anda untuk bertobat dari dosa-dosa dan memohon supaya Allah mengampuni Anda. Jika Anda mau melakukannya, maka Allah itu setia dan adil untuk mengampuni dosa-dosa Anda (Kisah Rasul 8:22; 1 Yohanes 1:8-10; 2:1-2).
Sampai di sini Anda telah selesai membaca dan mempelajari seluruh "Pelajaran 5 - Apakah Anda akan Menaati Firman?" ini. Dengan demikian Anda telah menyelesaikan pelajaran 1-5 seluruhnya. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pelajaran ini secara online, silakan klik tombol form berikut ini.
Form Ujian

SABDA INJIL