Pelajaran 8 - Pentingnya Kehidupan Kristen


LAMAN UTAMA

Pelajaran 8 - Pentingnya Kehidupan Kristen



Pendahuluan

Dalam kursus Alkitab ini kita telah mempelajari zaman Bapa-Bapa, zaman Musa dan zaman Kekristenan. Kita juga telah mempelajari bahwa tidak ada bagian Alkitab yang dituliskan pada zaman Bapa-Bapa, dan Allah berbicara secara langsung kepada bapa-bapa. Pada zaman Musa, melalui hukum Musa, Allah berkehendak supaya manusia beribadah dan melayani Allah. Zaman Bapa-Bapa dan zaman Musa ditulis dalam Perjanjian Lama. Kita mempelajari bahwa orang-orang sekarang ini hidup di zaman Kekristenan di mana kita harus beribadah dan melayani Allah sesuai dengan hukum Perjanjian Baru.  Zaman Kekristenan mulai dari hari Pentakosta pertama setelah kebangkitan Yesus Kristus sampai kedatangan-Nya yang kedua.

Kita mempelajari bahwa kita harus memberitakan (membagi) perkataan yang benar itu dengan terus terang (2 Timotius 2:15). Hal ini berarti bahwa kita harus mengetahui perbedaan antara zaman Bapa-Bapa, zaman Musa dan zaman Kekristenan.  Kita harus mengetahui kenyataan bahwa kita tidak hidup di zaman Bapa-Bapa, dan juga kita tidak hidup di zaman Musa.  Kita hidup di zaman Kekristenan dan kehendak Allah dari kita dapat kita temukan dalam Perjanjian Baru.

Kita mempelajari mengapa, kapan dan di mana jemaat itu dimulai, bagaimana caranya menjadi seorang Kristen, pentingnya organisasi jemaat dan pentingnya beribadah. Semua dasar-dasar kebenaran ini perlu kita ketahui agar ibadah dan pelayanan kita kepada Allah berkenan. Subyek kita dalam pelajaran 8 ini juga tidak kalah penting. Anda dapat saja mengakui dasar-dasar kebenaran mulai dari pelajaran 1 sampai pelajaran 7, tetapi jika Anda belum hidup di dalam kehidupan Kristen, Anda masih tetap saja sesat. Kita harus menjadi pelaku firman bukan hanya pendengar saja (Yakobus 1:22). “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga” (Matius 7:21).

Peringatan dalam Berdoa

Pertama, pastikan bahwa Anda adalah seorang Kristen yang sesuai dengan Perjanjian Baru. Ini berarti Anda percaya kepada Kristus sebagai Anak Allah (Yohanes 20:30, 31), bertobat dari dosa-dosa Anda (Kisah Rasul 17:30), mengaku Kristus (Roma 10:9), dan dibaptiskan ke dalam Kristus untuk jalan pengampunan dosa-dosa Anda (Galatia 3:27; Kisah Rasul 2:38). Apabila Anda melakukan hal ini, Tuhan menambahkan Anda ke dalam jemaat-Nya (Kisah Rasul 2:47). Ketika Tuhan menambahkan Anda ke dalam jemaat-Nya, berarti kehidupan Kristen Anda telah dimulai. Jika Anda belum melakukan langkah-langkah yang disebutkan di atas untuk menjadi seorang Kristen, kami berdoa dengan sungguh-sungguh agar Anda melakukannya. Jika Anda membutuhkan pertolongan untuk melakukan langkah-langkah di atas agar menjadi seorang Kristen, silahkan menghubungi kami dan kami akan sangat senang untuk menolong Anda.  Jika Saudara sudah menaati Injil sebelum mengikuti kursus Alkitab ini, harapan kami agar kiranya kursus Alkitab ini memberikan pengertian yang lebih dalam tentang Alkitab bagi Saudara, sehingga hal ini menolong Saudara untuk menjadi seorang Kristen yang lebih kuat. Kedua, setelah menjadi seorang Kristen, pastikan bahwa Saudara bertumbuh secara rohani, aktif dalam pekerjaan jemaat, sebab melalui hal itu Saudara akan semakin kuat dalam iman.

Langkah Pertama dalam Pertumbuhan Orang Kristen

Permulaan kehidupan orang Kristen diumpamakan seperti permulaan kehidupan secara jasmani. “Seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan” (1 Petrus 2:2). Kehidupan jasmani ini kita mulai dari sejak bayi, kita mulai dengan minum susu. Seorang bayi membutuhkan makanan dan itu diberikan pada waktu dia membutuhkannya. Seorang bayi akan menangis jika waktu memberikan makanan ditunda. Jika seorang bayi tidak mau makan, itu menunjukkan bahwa bayi itu dalam keadaan sakit. Jika seorang bayi tidak dapat menelan atau mencerna makanan, itu menunjukkan bahwa bayi itu kurang sehat dan harus diobati agar pertumbuhannya baik dan sehat. Prinsip ini sama dengan kehidupan Kristen. Agar kita bertumbuh secara rohani, kita membutuhkan makanan rohani dan makanan rohani ini ialah “...susu yang murni dan yang rohani (firman)...” Sama seperti bayi yang membutuhkan susu, demikian juga seorang Kristen yang masih bayi rohani harus menginginkan untuk mengetahui dan mengerti Firman Allah. Jikalau seorang bayi tidak menginginkan makanan, itu pertanda kurang sehat. Sama halnya dengan seorang Kristen yang masih bayi rohani yang tidak ingin mendengarkan Firman Allah dan khotbah, itu pertanda kelemahan, sakit rohani. Yesus mengajarkan, “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan” (Matius 5:6). Salah satu hal yang diutamakan dan perlu kita kembangkan sebagai seorang Kristen ialah lapar dan haus akan Firman Allah. Kita perlu mengetahui Firman Allah, kita perlu mengerti Firman Allah.

Berada dalam keadaan bayi itu normal, tetapi keadaan ini merupakan periode kehidupan yang singkat.  Sesungguhnya kita harus bertumbuh dengan baik menjadi kanak-kanak, remaja, dan dewasa. Jika seorang bayi tidak bertumbuh, maka dia tidak akan dapat bertumbuh menjadi dewasa dan menikmati kehidupan, dan juga dia tidak akan dapat memperoleh tempat di tengah masyarakat. Hal ini akan mengakibatkan kesedihan dan dukacita yang dalam bagi keluarga.

Kita mulai sebagai “bayi yang baru lahir” di dalam Kristus, tetapi jangan tetap tinggal di dalam keadaan bayi. Kita harus bertumbuh dengan baik sehingga menjadi kuat, menjadi seorang Kristen yang siap pakai. Paulus berkata kepada orang Kristen di Korintus, “Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarang pun kamu belum dapat menerimanya” (1 Korintus 3:2). Jemaat di Korintus tidak bertumbuh secara rohani. Mereka berpihak-pihak; sebagian mengikut Paulus, Apolos dan mengikut Kefas (1 Korintus 1:12). Mereka memiliki masalah imoral, di mana seorang Kristen hidup dengan istri ayahnya (1 Korintus 5:1). Mereka memiliki perselisihan antar pribadi, dan membawa perkara antar sesama Kristen itu ke pengadilan dunia untuk mencari keadilan (1 Korintus 6:1). Iman mereka lemah dan ragu-ragu mengenai kebangkitan (1 Korintus 15). Mereka tidak bertumbuh dari keadaan kanak-kanak. Mari kita buktikan berdasarkan dorongan Paulus kepada mereka, “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!” (1 Korintus 10:12). Kita semua harus mulai dari dasar, tetapi mari kita bertumbuh, supaya kita dapat dipakai untuk mengajarkan apa yang sesungguhnya harus kita ajarkan kepada orang lain. Mari kita bertumbuh agar kita jangan terus-menerus minum susu, tetapi makan makanan keras, dan mendapatkan tanggung jawab yang lebih besar dalam kerajaan Allah (Ibrani 5:12). Agar pertumbuhan rohani itu terjadi, kami menyarankan beberapa hal yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.

Sebagai Seorang Kristen, Kita Harus:
  1. Belajar menggunakan bahasa Alkitab. Kita harus menunjukkan cara menjadi seorang Kristen, yaitu orang yang sudah dibaptiskan ke dalam Kristus (Galatia 3:27). Orang yang taat kepada Injil (2 Tesalonika 1:7, 8). Orang yang sudah ditambahkan ke dalam Jemaat (Kisah Rasul 2:41). Kita harus mengatakan penginjil itu sebagai pelayan atau pemberi Injil (1 Korintus 4:1; Kisah Rasul 21:8). Kita harus mengatakan hari pertama di dalam minggu sebagai hari Tuhan (Kisah Rasul 20:7; Wahyu 1:10).
  2. Mempelajari bahwa firman Allah akan memperlengkapi kita untuk setiap perbuatan yang baik. (2 Timotius 3:16-17). Memberitakan perkataan kebenaran dengan terus terang (2 Timotius 2:15). Tidak boleh menambah dan tidak boleh mengurangi Firman Tuhan (Wahyu 22:18-19). Mempelajari Firman Tuhan setiap hari (Kisah Rasul 17:11).
  3. Berhimpun bersama orang-orang kudus pada hari pertama dalam minggu untuk beribadah (Kisah Rasul 20:7; 1 Korintus 16:1-2).
  4. Memakai nama Kristen di dalam jemaat (Kisah Rasul 11:26; 1 Petrus 4:16)
  5. Memberi dengan tulus (2 Korintus 9:7). Memberi setiap hari pertama dalam minggu (1 Korintus 16:1-2), dan sesuai dengan pendapatan.
  6. Mengasihi Tuhan dan saudara-saudara seiman (1 Yohanes 4:21; Yohanes 13:35).
  7. Berdoa setiap hari (Lukas 18:1; 1 Tesalonika 5:17).
  8. Mengunjungi orang sakit (Matius 25:36).
  9. Mengajarkan jalan keselamatan kepada orang lain (Kisah Rasul 8:4).
  10. Memulihkan orang Kristen yang jatuh (Galatia 6:1).

Yang Tidak Boleh Dilakukan Oleh Seorang Kristen:
  1. Mempergunakan bahasa yang bukan berdasarkan Alkitab, untuk menyatakan seorang Kristen yang menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadinya, mengikuti gereja-gereja lain, mempunyai pengalaman-pengalaman rohani. Menyatakan perjamuan Tuhan itu sebagai pesta, sakramen. Menganggap seorang pengkhotbah itu sebagai orang yang terhormat, Bapa, Pastor, Rektor. Menyatakan hari pertama dalam minggu itu sebagai hari Sabat.
  2. Menerima setiap pengajaran semata-mata oleh karena seorang yang mengajarkannya. Menerima doktrin-doktrin manusia, pedoman-pedoman atau katekismus yang dituliskan oleh manusia sebagai kuasa (hukum) dalam kerohanian. Menerima terjemahan-terjemahan manusia yang dianggap sama dengan ayat-ayat Alkitab.
  3. Meninggalkan perhimpunan (Ibrani 10:25).
  4. Memakai nama denominasi.
  5. Meninggalkan pekerjaan sebagai anggota jemaat dan memberikan kepada orang lain. Memberikan alasan bahwa kita tidak dapat memberi. Orang-orang Makedonia memberi dalam keadaan susah (2 Korintus 8:2).
  6. Membohongi diri sendiri dengan menganggap bahwa kita dapat mengasihi Allah tanpa mengasihi umat-Nya (1 Yohanes 3:14).
  7. Lalai berdoa.
  8. Sangat sibuk, sehingga kita tidak menunjukkan belas kasihan (Yakobus 2:13).
  9. Tidak memikirkan keselamatan orang lain.
  10. Tidak mengingat bahwa kita adalah penjaga saudara kita (1 Yohanes 4:20).

Tanda-Tanda Kedewasaan Rohani

Pertumbuhan jasmani ditandai dengan pertumbuhan perawakan, kegiatan dan kemampuan. Ada beberapa langkah atau tanda yang menunjukkan perkembangan. Anak-anak masuk sekolah, menamatkan sekolah tingkat atas, memasuki universitas, menikah, bekerja atau menekuni profesi yang diinginkan. Setiap tingkatan yang baru, merupakan suatu langkah menuju kedewasaan. Hal ini juga berlaku bagi kehidupan rohani, dimana ada beberapa tingkat pertumbuhan yang menunjukkan kedewasaan kita. Perhatikan beberapa hal di bawah ini yang di dalamnya kita bertumbuh.

Paulus mengucapkan syukur kepada Tuhan atas orang Kristen yang ada di Tesalonika oleh karena mereka bertumbuh dalam iman dengan limpahnya (2 Tesalonika 1:3). Adakalanya rasul memiliki iman yang lemah (Matius 8:26). Hal ini terjadi di tengah-tengah terjangan angin topan, yaitu pada waktu mereka merasa ketakutan. Kemudian, mengapa Yesus menegur murid-murid-Nya saat mereka membangunkan Yesus yang sedang tertidur? Padahal mereka telah melihat Yesus melakukan berbagai macam tanda ajaib, tetapi dengan berbagai alasan, iman mereka tidak kuat pada waktu itu. Guru mereka ada di dalam kapal, tetapi mereka masih tetap berseru, “Tuhan, selamatkan kami, kami binasa.” Kenyataannya bahwa Yesus menunjukkan kuasa-Nya atas alam. Sebelumnya, mereka yakin bahwa hidup mereka berada dalam bahaya. Yesus menyatakan alasan mereka ketakutan - iman mereka lemah. Baik sekali jika iman yang lemah itu bertumbuh kuat. Petrus dan Yohanes kuat dalam iman ketika mereka berada di dalam penjara karena mereka menyembuhkan orang yang lumpuh, ketika mereka diancam oleh orang Yahudi (Kisah Rasul 4:19-21). Rasul Paulus meneguhkan tentara-tentara Romawi di tengah-tengah terjangan angin topan (Kisah Rasul 27:33-36).

Sama seperti orang Kristen abad pertama, sesungguhnya iman kita harus bertumbuh sehingga kita tetap yakin walaupun di tengah-tengah badai, pada waktu sakit, bahkan hingga menghadapi maut. Iman orang-orang Kristen abad pertama bertumbuh oleh karena mereka berjalan dekat dengan Allah, mereka mengerti kehendak-Nya, dan mereka mengasihi Allah. Iman kita harus bertumbuh di tengah api pencobaan. Kita berjalan dekat dengan Allah ketika kita mengikuti kehendak-Nya yang dinyatakan dalam Alkitab - hal ini akan membuat iman kita semakin bertumbuh.

Pengetahuan kita tentang hal-hal rohani sesungguhnya harus bertumbuh. “...bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (2 Petrus 3:18). “...kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan” (2 Petrus 1:5). Paulus menghendaki agar orang Kristen di Kolose “...supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna” (Kolose 1:9). Ayat-ayat ini dengan jelas mengajarkan kepada kita supaya pengetahuan kita bertumbuh dalam Kristus dan kehendak-Nya. Segala sesuatu yang dapat diketahui tentang Kristus dinyatakan dalam Alkitab. Jika kita ingin mengetahui tentang kelahiran-Nya dari seorang perawan, kehidupan-Nya yang sempurna, tanda-tanda ajaib, dan pengorbanan-Nya sampai Dia mati, semuanya bersumber dari pelajaran Firman Allah. Supaya kita bertumbuh dalam pengetahuan tentang Kristus, kita harus bertumbuh dalam pengetahuan Alkitab. Sesungguhnya kita tidak akan mungkin mengetahui Kristus sebagaimana yang sudah dinyatakan dalam Alkitab jika kita tidak mengasihi dan mau mengikuti Dia.

Orang-orang Yahudi dan pemimpin-pemimpin mereka menyalibkan Yesus karena kebodohan mereka (Kisah Rasul 3:17). Paulus menganiaya jemaat karena “...tanpa pengetahuan yaitu di luar iman” (1 Timotius 1:13). Jikalau orang-orang ini melakukan dosa-dosa yang seperti ini karena tidak mengetahui Kristus, apakah kita kebal dari dosa karena kelalaian kita tidak mengetahui Juruselamat kita? Kebutuhan kita agar bertumbuh dalam Kristus merupakan suatu hal yang nyata. Supaya kita mendapatkan kebutuhan ini, kita harus mempelajari Alkitab. Baca kitab Matius, Markus, Lukas dan Yohanes agar kita mengetahui kehidupan Kristus di dalam dunia ini. Baca kitab Kisah Rasul agar kita mengetahui berdirinya dan bertumbuhnya jemaat. Baca kitab Roma sampai Yehuda untuk mengetahui bagaimana orang Kristen bertumbuh secara rohani. Baca kitab Wahyu untuk mengetahui apa yang terjadi kepada jemaat abad pertama dan apa yang akan terjadi kepada jemaat apabila Kristus datang kembali. Dengan mempelajari Perjanjian Baru, hal itu akan menolong kita bertumbuh secara rohani. Dalam Perjanjian Lama, umat Allah dibinasakan karena tidak berpengetahuan. Hosea berkata, “...TUHAN mempunyai perkara dengan penduduk negeri ini, sebab tidak ada kesetiaan dan tidak ada kasih, dan tidak ada pengenalan akan Allah di negeri ini” (Hosea 4:1). Nabi menunjukkan akibat dari kurangnya pengetahuan mereka. Terjadinya sumpah, bohong, pembunuhan, pencurian dan perzinahan di dalam negeri menyebabkan Hosea mengatakan, “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau...” (Hosea 4:6). Adalah kehendak Allah supaya kita mengajarkan hukum-Nya setiap hari (Ulangan 6:6, 7). Israel tidak dapat berdalih karena kegagalan mereka mengetahui Allah dan kehendak-Nya. Kegagalan ini membawa bangsa Israel kepada kebinasaan.

Zaman sekarang ini kita mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk mengetahui kehendak Allah dibanding umat Allah dalam Perjanjian Lama. Kita bukan saja mempunyai Perjanjian Lama, tetapi juga mempunyai Perjanjian Baru. Alkitab telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa bahkan ke dalam sejumlah bahasa daerah. Kita dapat mendengarkan Firman Allah yang diberitakan melalui radio dan televisi. Banyak traktat dan juga tulisan-tulisan tentang Injil yang dapat kita baca. Ada kursus Alkitab sebagai pelajaran kita secara pribadi tentang Firman Allah. Jika bangsa Israel tidak dapat berdalih bahwa mereka tidak mengetahui kehendak Allah di masa lalu, sesungguhnya Dia juga tidak berkenan pada kita oleh karena tidak mengetahui apa yang dikehendaki-Nya dari kita, yaitu untuk menjadi seorang Kristen dan hidup sebagaimana orang Kristen harus hidup. Sesungguhnya kita dapat mengerti mengapa Tuhan berkata kepada orang Kristen, “Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan” (Efesus 5:17).

Kita juga dihimbau agar bertumbuh dalam anugerah atau kasih karunia Allah (2 Petrus 3:18). Sering sekali kita mengira kasih karunia Allah sebagai belas kasihan Allah dan kita perlu bertumbuh dalam kasih Allah. Nuh diperintahkan untuk membangun sebuah bahtera dan melindungi keturunan umat manusia oleh karena dia "mendapat kasih karunia dalam mata Allah" (Kejadian 6:8). Kita dapat mengetahui mengapa seorang manusia mendapat kasih karunia di mata Tuhan, karena mau bekerja dalam beberapa waktu untuk membangun sebuah bahtera, dan memberitakan firman Allah dalam waktu yang lama di dunia ini. Dia akan mendapat anugerah di mata Tuhan. Kita perlu mempunyai iman sama seperti Nuh untuk menggerakkan kita dengan rasa takut menuju kepada keselamatan kita (Ibrani 11:7). Jenis iman dan ketaatan yang seperti ini akan membuat kita bertumbuh dalam anugerah Allah.

Paulus memerintahkan kepada orang Kristen di Efesus agar, “...firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu...” (Kisah Rasul 20:32). Kita bertumbuh dalam anugerah ketika kita bertumbuh dalam pengetahuan firman-Nya dan mengaplikasikan firman itu dalam kehidupan kita. Kita bertumbuh dalam anugerah apabila perkataan kita yang membangun “...yang mendengarnya, beroleh kasih karunia” (Efesus 4:29). Kita bertumbuh dalam anugerah apabila kita menambahkan kebaikan dengan pengetahuan, pengetahuan dengan penguasaan diri, penguasaan diri dengan ketekunan, ketekunan dengan kesalehan dan kesalehan ditambah dengan kasih kepada saudara-saudara dan kasih kepada saudara-saudara dengan kasih kepada semua orang (2 Petrus 1:5-11).  Kita bertumbuh dalam anugerah apabila kita, “...menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus” (2 Timotius 2:1-3). Kita bertumbuh dalam anugerah apabila kita melakukan pekerjaan Allah secara suka-rela (2 Korintus 8:7). Bertumbuh dalam perbuatan baik yang telah dinyatakan di atas akan memastikan kita mendapatkan kasih Allah.

Sebagian orang akan jatuh dari anugerah atau kasih karunia (Galatia 5:4).  Sebagian orang melakukan perbantahan atau hal yang bertentangan dengan roh anugerah (Ibrani 10:29).  Roh Kudus memperhatikan bahwa sebagian orang akan menjadi lemah dalam anugerah Allah (Ibrani 12:15).  Kita perlu bertumbuh dalam anugerah agar kita tidak murtad, yang bertentangan dengan anugerah Allah dan akhirnya gagal.

Tentara Kristen

Kehidupan orang Kristen adalah peperangan melawan hawa nafsu jasmani yang berperang melawan jiwa (1 Petrus 2:11). Orang Kristen adalah orang yang sungguh-sungguh berperang dalam peperangan iman (1 Timotius 6:12). Oleh karena orang Kristen adalah orang yang berperang melawan hal-hal yang jahat yang berusaha untuk membinasakan jiwa, maka dia membutuhkan baju zirah dan perlengkapan perang lainnya untuk melindunginya. Paulus membandingkan perlengkapan perang orang Kristen dengan perlengkapan perang tentara Romawi, baca Efesus 6:13-17.

Kita perhatikan bahwa angkatan perang Romawi dilindungi pada seluruh bagian tubuhnya yang vital. Kepalanya dilindungi oleh ketopong, jantungnya dilindungi oleh pelapis dada dan pinggangnya oleh ikat pinggang, kakinya oleh kasut dan lengannya oleh balutan, yang dapat juga dipergunakan untuk melindungi bagian tubuh yang lain. Tentara itu juga diperlengkapi dengan sebuah senjata (pedang) untuk menyerang. Sesungguhnya ada suatu persamaan antara perlengkapan perang tentara Romawi dengan perlengkapan perang Allah. Kita perhatikan pertama-tama orang Kristen diperintahkan agar memakai seluruh perlengkapan perang Allah. Jika seorang prajurit Romawi pergi ke medan perang dan hanya mengenakan satu atau dua perlengkapan perang, maka dia akan menjadi mangsa yang empuk bagi musuhnya. Kadang-kadang orang Kristen menjadi lemah oleh karena dia tidak memiliki seluruh perlengkapan perang Allah. Orang Kristen diperintahkan agar tetap berdiri pada hari yang jahat, yaitu pada waktu dicobai oleh pelbagai cobaan. Setiap orang Kristen akan dicobai dan harus mempersiapkan diri untuk melawan cobaan itu. Perlengkapan perang Allah akan menjadikan orang Kristen dapat bertahan dalam pencobaan. Orang Kristen diperintahkan agar tetap berdiri tegap. Kehidupan orang Kristen bukan pasif, yaitu setengah hati. Seseorang diperintahkan untuk mencari dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya (Matius 6:33), menyangkali diri, memikul salibnya dan mengikut Yesus (Matius 16:24), mempersembahkan tubuh sebagai korban yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah (Roma 12:1), tetap bertahan, tidak bergerak, selalu melakukan pekerjaan Allah. Semua ini merupakan ciri-ciri orang yang “...tetap berdiri, ...menyelesaikan segala sesuatu.”

Jangan sesat, orang Kristen menghadapi musuh yang nyata dalam wujud pribadi setan. Dia berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya (1 Petrus 5:8), dia merubah dirinya menjadi malaikat terang (2 Korintus 11:14), dia mengisi hati dengan dusta (Kisah Rasul 5:3), dia melakukan tipu muslihat atau rencana untuk menipu (Efesus 6:11), doktrin-doktrin palsu yang diberitakan (1 Timotius 4:1), dan sinagoga-sinagoga yang dipergunakan sebagai tempat pemberitaan mereka (Wahyu 2:9). Orang-orang Kristen membutuhkan perlengkapan perang Allah untuk menghadapi musuh ini. Ketika seseorang masuk ke surga, itu berarti dia telah menaklukkan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh setan.

Bagian-Bagian Perlengkapan Perang

Setiap bagian dari perlengkapan perang menutupi bagian-bagian yang dibutuhkan dalam aturan kehidupan Kristen. Angkatan perang Romawi memakai sebuah ikat pinggang yang mengelilingi pinggangnya untuk mengikat dan menguatkan baju zirah, untuk memberikan dukungan bagi tubuh dan melindungi bagian perut dari serangan tombak atau pedang musuh. Tentara Kristen juga mempunyai kebenaran untuk mengikat pinggangnya (Efesus 6:14). Jiwa dikuduskan melalui ketaatan kepada kebenaran (1 Petrus 1:22). Kita dikuduskan dalam kebenaran (Yohanes 17:17). Merupakan pekerjaan jemaat untuk mendukung kebenaran (1 Timotius 3:15). Yohanes tidak memiliki kebahagiaan yang lebih besar selain mendengar orang Kristen berjalan dalam kebenaran (3 Yohanes 4). Sebagai orang yang bertumbuh dalam Kristus, kita harus menyatakan kebenaran itu dengan kasih (Efesus 4:15), dan kebenaran itulah yang membuat kita merdeka di dalam Kristus (Yohanes 8:32).

Angkatan perang Romawi memakai pelindung dada (baju zirah) untuk melindungi hati, dan angkatan perang Kristen mempergunakan pelindung dada yaitu keadilan (kehidupan yang benar). Ayat-ayat Alkitab mendidik kita dalam kebenaran (2 Timotius 3:16) dan bagi orang Kristen, kebenaran (hidup benar) diperoleh dalam Injil Kristus (Roma 1:17). Sebagai orang Kristen, seseorang harus mengisi kehidupannya dengan iman, kasih, kesabaran dan kelemah-lembutan. Kebenaran (keadaan hidup benar) inilah yang menjaga hati tidak berbuat dosa.

Angkatan perang Romawi memakai kasut, angkatan perang Kristen selalu aktif memberitakan Injil damai sejahtera. Angkatan perang Romawi berjalan menuju peperangan, dan kemenangan diperoleh pada waktu dia menyerang. Angkatan perang Kristen selalu menyerang, bertugas untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia. Angkatan perang Romawi harus berjalan ke depan dengan kakinya, angkatan perang Kristen memperluas daerah kerajaan Kristus dengan memberitakan Injil. Angkatan perang Romawi membawa perisai (pelindung), angkatan perang Kristen memiliki pelindung, yaitu iman. Kita berjalan dengan iman (2 Korintus 5:7). Iman bekerja oleh kasih (Galatia 5:6). Dengan iman kita mengalahkan dunia (1 Yohanes 5:4). Sama seperti Abraham, kita harus kuat dalam iman.

Angkatan perang Romawi melindungi kepalanya dengan ketopong. Angkatan perang Kristen memakai ketopong, yaitu keselamatan atau pengharapan keselamatan yang kekal. Suatu pengharapan yang kuat akan keselamatan yang kekal akan melindungi seseorang pada waktu menghadapi pertempuran yang hebat. Orang Kristen tidak dapat bertahan menghadapi musuh-musuh dalam kehidupan tanpa jaminan keselamatan yang kekal. Dengan adanya jaminan ini, dia tidak akan takut kepada apapun.

Laskar Romawi menyandang sebuah pedang sebagai alat untuk menyerang, dan laskar Kristen juga memiliki pedang Roh, yaitu firman Allah. Firman Allah itu tajam dan sangat berkuasa (Ibrani 4:12). Firman adalah terang pada jalan (Mazmur 119:105). Kita harus memberitakan firman (2 Timotius 4:2). Firman Allah itu tidak dapat dibinasakan (Matius 24:35), kita akan diadili dengan firman Allah (Yohanes 12:48). Kitab-kitab (firman Allah) akan dibuka pada hari penghakiman (Wahyu 20:12). Firman Allah merupakan suatu alat yang kita pakai untuk membawa orang-orang berdosa menuju keselamatan, untuk membimbing kehidupan orang Kristen, untuk memberikan instruksi dalam ibadah, untuk menguatkan pada waktu lemah, untuk menghibur pada waktu berdukacita. Dengan mengenakan perlengkapan perang Allah, akan membuat kita semakin kuat secara rohani. Hal ini akan membuat kita dapat hidup sebagaimana orang Kristen yang hidup sukses.

Sampai di sini Anda telah selesai membaca dan mempelajari seluruh "Pelajaran 8 - Pentingnya Kehidupan Kristen" ini. Dengan demikian Anda telah menyelesaikan pelajaran 1-8 seluruhnya. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pelajaran ini secara online, silakan klik tombol form berikut ini.


Form Ujian


SABDA INJIL

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Cari Blog Ini

Pengikut