Pelajaran 5 - Apakah yang Harus Saya Lakukan Untuk Memperoleh Keselamatan?
LAMAN UTAMA | PEL. 6
Pendahuluan
Dalam mempelajari pelajaran ini hal yang paling pertama kita perhatikan ialah memikirkan dengan sungguh-sungguh bahwa Tuhan menyediakan sesuatu untuk keselamatan kita. Kasih yang besar dan anugerah yang telah Dia tunjukkan dan banyak hal lain yang telah Dia lakukan demi keselamatan kita, tentu akan mendorong kita untuk memikirkan jiwa kita. Di dalam Yohanes 3:16 menyatakan kepada kita bahwa Tuhan mengasihi kita. Di dalam ayat ini kita dapat mengetahui:
Besarnya kasih Allah. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini...” Di dalam ayat ini dinyatakan bahwa kasih-Nya ditunjukkan kepada semua suku, orang kaya, orang miskin, anak muda dan orang tua. Kasih Allah untuk semua manusia.
Dalamnya kasih Allah. “kasih Allah akan dunia ini ....” Allah sangat mengasihi dunia ini, itulah sebabnya Dia memberikan korban yang paling baik untuk keselamatan.
Bukti kasih Allah. “...sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal...” Oleh karena Allah sangat memperhatikan manusia, maka Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal agar kita memperoleh keselamatan. Bukankah dengan cara itu saya juga harus memikirkan tentang keselamatan saya? Tuhan memikirkan keselamatan saya, Dia telah menunjukkan kasih yang begitu besar, Dia telah melakukan berbagai hal untuk saya. Sekarang saya hendak menunjukkan hormat saya kepada Allah dengan mempelajari apa yang Dia inginkan agar saya memperoleh keselamatan.
Pertanyaan Dinyatakan Dengan Jelas
Banyak pertanyaan penting, tetapi yang paling penting ialah: “Apakah yang harus saya lakukan agar memperoleh keselamatan?” Pertanyaannya bukan “Apa yang harus dilakukan Abraham untuk memperoleh keselamatan pada zaman bapa-bapa? Perlu bagi Abraham agar dia meninggalkan negerinya Ur-Kasdim (Kejadian 11:31; 12:1-3). Perlu bagi Abraham untuk mempersembahkan korban yaitu Ishak anaknya di atas mezbah (Kejadian 22:2), dan tidak perlu bagi kita untuk melakukan hal yang demikian pada zaman sekarang untuk memperoleh keselamatan. Tuhan tidak menginginkan hal-hal seperti yang telah dilakukan oleh Abraham agar dosa kita diampuni. Dan pertanyaannya bukan juga, “apakah yang harus dilakukan Daud pada zaman Musa agar dia memperoleh keselamatan?” Daud mempersembahkan korban bakaran (2 Samuel 24:24, 25) dan Tuhan tidak menginginkan hal-hal yang demikian dari kita agar dosa kita diampuni. Pertanyaannya ialah, “apakah yang harus saya lakukan di zaman Kekristenan agar saya memperoleh keselamatan?” Tuhan memerintahkan orang-orang di masing-masing zaman untuk melakukan hal-hal yang berbeda juga agar memperoleh keselamatan. Pada zaman Bapa-bapa Tuhan memerintahkan agar Nuh membangun sebuah bahtera demi keselamatannya. Tuhan tidak memerintahkan hal itu kepada kita agar kita memperoleh keselamatan. Sekalipun kita mau meluangkan seluruh hidup kita untuk membangun sebuah bahtera di dunia ini, namun hal itu tidak berkenan kepada Allah dan perbuatan kita itu tidak akan menyelamatkan kita dari dosa kita. Pada zaman Musa, Tuhan memerintahkan agar orang-orang Israel melakukan perayaan pada hari penyucian, yaitu pada hari kesepuluh bulan ketujuh dan hal itu akan dilakukan setiap tahun (Imamat 16:29, 30). Imam-imam akan mempersembahkan korban untuk dosa-dosa orang Israel, dan Tuhan tidak memerintahkan hal itu kepada kita. Jikalau kita melakukan hal yang demikian sekarang ini, hal itu tidak akan berkenan kepada Tuhan, dan perbuatan kita itu tentunya tidak akan mengampuni dosa kita. Tuhan tidak memerintahkan hal itu kepada kita. Pertanyaannya ialah, “apakah yang diperintahkan oleh Allah kepada kita di zaman Kekristenan ini agar kita memperoleh keselamatan?”
Pertanyaan yang Ditanyakan Dalam Alkitab
Walaupun Tuhan memerintahkan hal-hal yang berbeda kepada orang-orang yang hidup di zaman yang berbeda agar mereka memperoleh keselamatan, namun semua prinsip itu selalu benar. Prinsipnya yaitu bahwa Tuhan selalu menginginkan agar manusia beriman dan taat. Nuh taat kepada Allah, “lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikialah dilakukannya” (Kejadian 6:22). Abraham taat kepada Allah. “Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui” (Ibrani 11:8). Alkitab mengajar kita agar kita taat kepada Tuhan sekarang ini. Yesus berkata, "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?” (Lukas 6:46). “Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya” (Ibrani 5:8, 9). Di dalam tiap-tiap era atau zaman, manusia tidak akan pernah berkenan kepada Allah tanpa iman dan ketaatan, dan hal ini juga benar di zaman Kekristenan.
Betapa berterima-kasihnya kita karena jalan menuju keselamatan itu sangat jelas, sederhana dan merangkap segalanya. Dalam Alkitab tidak pernah seseorang gagal memperoleh keselamatan oleh karena dia tidak mengerti apa yang diinginkan oleh Kristus untuk dia lakukan. Dan tidak pernah ada seseorang gagal memperoleh keselamatan oleh karena dia tidak dapat melakukan apa yang diinginkan oleh Kristus untuk dia lakukan.
Pada hari Pentakosta kira-kira 3000 orang bertanya, “... apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?" (Kisah Rasul 2:37). Kemudian diberitahukan kepada mereka apa yang harus mereka lakukan (Kisah Rasul 2:38) dan mereka melakukan perintah itu (Kisah Rasul 2:41). Saul dari Tarsus bertanya tentang apa yang harus dia lakukan dan Tuhan berkata kepadanya, “... bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat” (Kisah Rasul 9:6). Kepala penjara bertanya, "...Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" (Kisah Rasul 16:30), kemudian rasul-rasul itu memberitahukan kepadanya apa yang harus dia lakukan (Kisah Rasul 16:31), rasul-rasul itupun mengajarkan Firman Tuhan kepadanya (Kisah Rasul 16:32) dan pada waktu yang sama pada malam itu dia taat kepada Tuhan dan memperoleh keselamatan (Kisah Rasul 16:33, 34). Dalam Perjanjian Baru apabila seseorang itu sudah diyakinkan tentang dosanya, mereka bertanya apa yang harus mereka lakukan untuk memperoleh keselamatan. Pertanyaan mereka itu tidak pernah seperti ini, “apa yang akan saya peroleh?” atau “harus bagaimana perasaan saya?” tetapi “apa yang harus saya lakukan? Pertanyaan itu adalah pertanyaan yang berdasarkan pada ayat-ayat Alkitab dan penting untuk kita pelajari, “apa yang harus saya lakukan agar memperoleh keselamatan?”
Jawaban Terhadap Pertanyaan
Beriman adalah merupakan langkah pertama yang harus dilakukan oleh seseorang agar memperoleh keselamatan. “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia” (Ibrani 11:6). Bagaimanakah cara seseorang memperoleh iman yang menyelamatkan itu? “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” (Roma 10:17). “Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya” (Yohanes 20:31). Sebab tanpa iman mustahil diperkenankan oleh Allah, maka iman merupakan langkah yang paling pertama harus dimiliki oleh seorang berdosa. Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa orang-orang berdosa tidak dapat berkenan kepada Allah tanpa iman dan iman itu datang dari pendengaran akan firman Allah. Hal-hal yang terdapat dalam Alkitab ditulis agar kita dapat percaya. Iman kita harus berdasarkan pada firman Allah.
Kemudian bertobat adalah merupakan langkah kedua yang harus dilakukan oleh seseorang agar memperoleh keselamatan. Petrus memerintahkan orang-orang pada hari Pentakosta agar "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus” (Kisah Rasul 2:38). Tuhan memerintahkan agar semua manusia bertobat (Kisah Rasul 17:30). Paulus memberitakan firman Tuhan kepada orang pagan, “...bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu" (Kisah Rasul 26:20). Pertobatan bukan semata-mata perasaan menyesal atas dosa-dosa kita, melainkan penyesalan yang berdasarkan pada kehendak Allah yang mengerjakan pertobatan atau melakukan pertobatan (2 Korintus 7:10). Arti pertobatan ialah berpaling dari dosa-dosa kita, dan tidak melakukan dosa-dosa itu lagi, dan meninggalkan dosa itu.
Langkah ketiga yang harus dilakukan seseorang agar memperoleh keselamatan ialah mengaku. Yesus mengajar kita agar kita mengakui Dia di hadapan manusia (Matius 10:32). “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan” (Roma 10:10). Oleh karena kita harus mengaku Kristus dan pengakuan itu dilakukan dengan mulut, maka pengakuan itu harus dilakukan dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan. Hendaknya pengakuan ini jangan hanya kata-kata kosong, karena kita harus mengetahui dan mengaku bahwa Kristus adalah Juruselamat dan berjanji bahwa kita akan mengikuti dan melayani Dia sebagai Tuan kita. Pengakuan yang dilakukan oleh seseorang menuju kepada keselamatan. Filipus memberitakan Yesus kepada sida-sida dari Etiopia (Kisah Rasul 8:35). Pada waktu sida-sida itu sedang mendengarkan Filipus memberitakan Yesus, dia berkata, "...Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?" (Kisah Rasul 8:36). Filipus menjawab pertanyaan itu, "Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Kemudian sida-sida menjawab: "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah" (Kisah Rasul 8:37). Atas pengakuan ini Filipus membaptiskan dia dan ketika sida-sida itu keluar dari air itu dia pun melanjutkan perjalanannya dengan penuh suka-cita (Kisah Rasul 8:38, 39).
Langkah yang keempat yang harus dilakukan oleh seseorang agar dia memperoleh keselamatan ialah dibaptis. Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa baptisan adalah suatu persyaratan menuju keselamatan sama seperti iman, pertobatan dan pengakuan. Bagaimanakah pengajaran Alkitab tentang baptisan dan keselamatan? Yesus berkata, “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum” (Markus 16:16). Petrus berkata, "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, ...” (Kisah Rasul 2:38). Ananias berkata kepada Saul dari Tarsus, “Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!” (Kisah Rasul 22:16). Paulus berkata, “Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru” (Roma 6:4). Di dalam ayat-ayat Alkitab selalu kita temukan bahwa baptisan dan keselamatan itu dinyatakan bersama-sama, baptisan selalu mendahului keselamatan dan pada saat seorang berdosa itu dibaptiskan barulah janji Kristus untuk pengampunan dosa orang itu terpenuhi. Bacalah ayat-ayat Alkitab berikut ini dalam Alkitab dan perhatikan susunan baptisan dan keselamatan.
Markus 16:16 - Percaya dan dibaptiskan. Percaya - dibaptiskan - selamat.
Kisah Rasul 2:38 - Bertobat - dibaptiskan - untuk pengampunan dosa-dosa.
Kisah Rasul 22:16 - Bangkit - dibaptiskan - agar dosamu disucikan.
Roma 6:4 - Baptisan - kehidupan yang baru.
Di dalam Markus 16:16 kita dapat mengetahui bahwa “percaya” harus dilakukan seseorang sebelum “selamat”. Ini membuktikan bahwa percaya harus dimiliki oleh seseorang sebelum dia dibaptiskan. Hal ini berarti bahwa percaya perlu dilakukan oleh seseorang agar dia selamat, bukan? Sesungguhnya demikian! Saudara juga akan mengetahui bahwa seseorang harus dibaptiskan lebih dulu baru selamat. Dengan demikian kita dapat mengetahui bahwa “percaya” harus dilakukan oleh seseorang sebelum memperoleh keselamatan. Hal ini membuktikan bahwa “percaya” perlu dilakukan oleh seseorang menuju keselamatan, kemudian dibaptiskan, baru kemudian memperoleh keselamatan. Hal itu juga membuktikan bahwa baptisan itu perlu untuk keselamatan.
Di dalam Kisah Rasul 2:38, “bertobat” lebih dulu dilakukan oleh seseorang sebelum pengampunan dosa-dosanya. Hal ini membuktikan bahwa “pertobatan” yang dilakukan oleh seseorang untuk “pengampunan dosa-dosanya” menunjukkan bahwa pertobatan itu penting agar dosanya diampuni, bukan? Sesungguhnya demikian adanya! Saudara juga akan mengetahui bahwa “baptisan” harus dilakukan oleh seseorang sebelum mendapatkan “pengampunan dosa-dosanya”. Kita dapat mengetahui dengan jelas bahwa “pertobatan” harus dilakukan oleh seseorang sebelum pengampunan dosa-dosanya, yang menyatakan bahwa “pertobatan” dibutuhkan agar dosa-dosanya diampuni, kemudian baptisan harus dilakukan sebelum pengampunan dosa-dosanya. Ini juga membuktikan bahwa baptisan itu dibutuhkan agar dosa-dosanya dapat diampuni.
Apa Itu Baptisan Alkitabiah?
Sebelum seseorang dibaptiskan berdasarkan baptisan Alkitabiah, pertama-tama dia harus percaya. “Siapa yang percaya dan dibaptiskan akan diselamatkan...” (Markus 16:16). Juga sebelum seseorang itu dibaptiskan berdasarkan baptisan Alkitabiah, dia juga harus bertobat. "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, ....” (Kisah Rasul 2:38). Oleh karena anak kecil (bayi) tidak dapat percaya, bahkan dia tidak perlu bertobat, dan juga tidak perlu dibaptiskan. Bayi tidak perlu dibaptiskan untuk memperoleh keselamatan karena dia tidak sesat, dia dalam keadaan selamat.
Baptisan Alkitabiah itu adalah diselamkan. Sebelum dibaptis perlu “...turun...ke dalam air...” dan [setelah dibaptis] “keluar...dari air...” (Kisah Rasul 8:38, 39). Baptisan itu adalah penguburan. “Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian...” (Roma 6:4). “Karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan...” (Kolose 2:12). Percikan bukanlah merupakan baptisan oleh karena percikan bukan penguburan. Dan juga dalam percikan tidak perlu bagi seseorang masuk ke dalam air atau ke luar dari air.
Baptisan Alkitab membawa kita ke dalam Kristus. “Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus” (Galatia 3:27).
Iman adalah langkah pertama, sebab kita mempelajari dalam Ibrani 11:6 bahwa kita tidak diperkenankan oleh Allah jika tidak mempunyai iman. Langkah pertama ini merupakan langkah yang penting tetapi seseorang itu belum berada dalam Kristus, kemudian pertobatan adalah langkah yang kedua dan kita tidak akan memperoleh keselamatan tanpa pertobatan (Lukas 13:3). Sekalipun langkah yang kedua ini merupakan langkah yang penting, tetapi seseorang itu belum berada dalam Kristus yang di dalamnya dia memperoleh keselamatan. Langkah yang ketiga adalah pengakuan. Jika kita tidak mengakui Kristus di hadapan manusia, maka Kristus itu tidak akan mengakui kita di hadapan Bapa di surga (Matius 10:32, 33). Langkah yang ketiga ini harus dilakukan oleh seseorang agar dia semakin dekat menuju keselamatan di banding seseorang yang baru mulai dengan iman. Tetapi sekali pun dia sudah pada langkah yang ketiga, dia belum berada dalam Kristus. Langkah yang keempat adalah baptisan dan dalam baptisan inilah Alkitab menyatakan bahwa kita telah masuk bersalut dengan Kristus. “Karena seberapa banyak kamu, yang dibaptiskan kepada Kristus, sudah bersalut dengan Kristus” (Galatia 3:27). Ayat ini harmonis dengan ayat-ayat lain yang terdapat dalam Alkitab, yang sudah kita pelajari yang menunjukkan bahwa baptisan adalah salah satu persyaratan menuju keselamatan. Setiap langkah itu merupakan hal-hal yang perlu tetapi langkah baptisan inilah persyaratan akhir agar kita berada di dalam Kristus dan memperoleh keselamatan.
Apabila Anda belum melakukan langkah-langkah ini agar memperoleh keselamatan, kami menghimbau Anda untuk melakukannya. Jika Anda sudah melakukan langkah-langkah ini agar Anda berada di dalam Kristus, maka pada waktu yang sama Anda akan menjadi anggota tubuh rohani (1 Korintus 12:13), menjadi anggota jemaat (Kisah Rasul 2:41; Kolose 1:18). Anda menjadi seorang Kristen (Kisah Rasul 11:26). Allah telah menunjukkan kasih-Nya kepada kita dengan mengutus Kristus mati untuk kita (Roma 5:8). Kristus telah menunjukkan kasih-Nya kepada kita dan Dia telah memberikan jalan keselamatan yang jelas. Kami menghimbau Anda agar percaya kepada Kristus, bertobat dari segala dosa, mengaku Kristus dan dibaptiskan ke dalam Kristus. Jika Anda membutuhkan pertolongan, silahkan hubungi kami.
Form Ujian
Pelajaran 5 - Apakah yang Harus Saya Lakukan Untuk Memperoleh Keselamatan?
Pendahuluan
Dalam mempelajari pelajaran ini hal yang paling pertama kita perhatikan ialah memikirkan dengan sungguh-sungguh bahwa Tuhan menyediakan sesuatu untuk keselamatan kita. Kasih yang besar dan anugerah yang telah Dia tunjukkan dan banyak hal lain yang telah Dia lakukan demi keselamatan kita, tentu akan mendorong kita untuk memikirkan jiwa kita. Di dalam Yohanes 3:16 menyatakan kepada kita bahwa Tuhan mengasihi kita. Di dalam ayat ini kita dapat mengetahui:
Besarnya kasih Allah. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini...” Di dalam ayat ini dinyatakan bahwa kasih-Nya ditunjukkan kepada semua suku, orang kaya, orang miskin, anak muda dan orang tua. Kasih Allah untuk semua manusia.
Dalamnya kasih Allah. “kasih Allah akan dunia ini ....” Allah sangat mengasihi dunia ini, itulah sebabnya Dia memberikan korban yang paling baik untuk keselamatan.
Bukti kasih Allah. “...sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal...” Oleh karena Allah sangat memperhatikan manusia, maka Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal agar kita memperoleh keselamatan. Bukankah dengan cara itu saya juga harus memikirkan tentang keselamatan saya? Tuhan memikirkan keselamatan saya, Dia telah menunjukkan kasih yang begitu besar, Dia telah melakukan berbagai hal untuk saya. Sekarang saya hendak menunjukkan hormat saya kepada Allah dengan mempelajari apa yang Dia inginkan agar saya memperoleh keselamatan.
Pertanyaan Dinyatakan Dengan Jelas
Banyak pertanyaan penting, tetapi yang paling penting ialah: “Apakah yang harus saya lakukan agar memperoleh keselamatan?” Pertanyaannya bukan “Apa yang harus dilakukan Abraham untuk memperoleh keselamatan pada zaman bapa-bapa? Perlu bagi Abraham agar dia meninggalkan negerinya Ur-Kasdim (Kejadian 11:31; 12:1-3). Perlu bagi Abraham untuk mempersembahkan korban yaitu Ishak anaknya di atas mezbah (Kejadian 22:2), dan tidak perlu bagi kita untuk melakukan hal yang demikian pada zaman sekarang untuk memperoleh keselamatan. Tuhan tidak menginginkan hal-hal seperti yang telah dilakukan oleh Abraham agar dosa kita diampuni. Dan pertanyaannya bukan juga, “apakah yang harus dilakukan Daud pada zaman Musa agar dia memperoleh keselamatan?” Daud mempersembahkan korban bakaran (2 Samuel 24:24, 25) dan Tuhan tidak menginginkan hal-hal yang demikian dari kita agar dosa kita diampuni. Pertanyaannya ialah, “apakah yang harus saya lakukan di zaman Kekristenan agar saya memperoleh keselamatan?” Tuhan memerintahkan orang-orang di masing-masing zaman untuk melakukan hal-hal yang berbeda juga agar memperoleh keselamatan. Pada zaman Bapa-bapa Tuhan memerintahkan agar Nuh membangun sebuah bahtera demi keselamatannya. Tuhan tidak memerintahkan hal itu kepada kita agar kita memperoleh keselamatan. Sekalipun kita mau meluangkan seluruh hidup kita untuk membangun sebuah bahtera di dunia ini, namun hal itu tidak berkenan kepada Allah dan perbuatan kita itu tidak akan menyelamatkan kita dari dosa kita. Pada zaman Musa, Tuhan memerintahkan agar orang-orang Israel melakukan perayaan pada hari penyucian, yaitu pada hari kesepuluh bulan ketujuh dan hal itu akan dilakukan setiap tahun (Imamat 16:29, 30). Imam-imam akan mempersembahkan korban untuk dosa-dosa orang Israel, dan Tuhan tidak memerintahkan hal itu kepada kita. Jikalau kita melakukan hal yang demikian sekarang ini, hal itu tidak akan berkenan kepada Tuhan, dan perbuatan kita itu tentunya tidak akan mengampuni dosa kita. Tuhan tidak memerintahkan hal itu kepada kita. Pertanyaannya ialah, “apakah yang diperintahkan oleh Allah kepada kita di zaman Kekristenan ini agar kita memperoleh keselamatan?”
Pertanyaan yang Ditanyakan Dalam Alkitab
Walaupun Tuhan memerintahkan hal-hal yang berbeda kepada orang-orang yang hidup di zaman yang berbeda agar mereka memperoleh keselamatan, namun semua prinsip itu selalu benar. Prinsipnya yaitu bahwa Tuhan selalu menginginkan agar manusia beriman dan taat. Nuh taat kepada Allah, “lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikialah dilakukannya” (Kejadian 6:22). Abraham taat kepada Allah. “Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui” (Ibrani 11:8). Alkitab mengajar kita agar kita taat kepada Tuhan sekarang ini. Yesus berkata, "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?” (Lukas 6:46). “Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya” (Ibrani 5:8, 9). Di dalam tiap-tiap era atau zaman, manusia tidak akan pernah berkenan kepada Allah tanpa iman dan ketaatan, dan hal ini juga benar di zaman Kekristenan.
Betapa berterima-kasihnya kita karena jalan menuju keselamatan itu sangat jelas, sederhana dan merangkap segalanya. Dalam Alkitab tidak pernah seseorang gagal memperoleh keselamatan oleh karena dia tidak mengerti apa yang diinginkan oleh Kristus untuk dia lakukan. Dan tidak pernah ada seseorang gagal memperoleh keselamatan oleh karena dia tidak dapat melakukan apa yang diinginkan oleh Kristus untuk dia lakukan.
Pada hari Pentakosta kira-kira 3000 orang bertanya, “... apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?" (Kisah Rasul 2:37). Kemudian diberitahukan kepada mereka apa yang harus mereka lakukan (Kisah Rasul 2:38) dan mereka melakukan perintah itu (Kisah Rasul 2:41). Saul dari Tarsus bertanya tentang apa yang harus dia lakukan dan Tuhan berkata kepadanya, “... bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat” (Kisah Rasul 9:6). Kepala penjara bertanya, "...Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" (Kisah Rasul 16:30), kemudian rasul-rasul itu memberitahukan kepadanya apa yang harus dia lakukan (Kisah Rasul 16:31), rasul-rasul itupun mengajarkan Firman Tuhan kepadanya (Kisah Rasul 16:32) dan pada waktu yang sama pada malam itu dia taat kepada Tuhan dan memperoleh keselamatan (Kisah Rasul 16:33, 34). Dalam Perjanjian Baru apabila seseorang itu sudah diyakinkan tentang dosanya, mereka bertanya apa yang harus mereka lakukan untuk memperoleh keselamatan. Pertanyaan mereka itu tidak pernah seperti ini, “apa yang akan saya peroleh?” atau “harus bagaimana perasaan saya?” tetapi “apa yang harus saya lakukan? Pertanyaan itu adalah pertanyaan yang berdasarkan pada ayat-ayat Alkitab dan penting untuk kita pelajari, “apa yang harus saya lakukan agar memperoleh keselamatan?”
Jawaban Terhadap Pertanyaan
Beriman adalah merupakan langkah pertama yang harus dilakukan oleh seseorang agar memperoleh keselamatan. “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia” (Ibrani 11:6). Bagaimanakah cara seseorang memperoleh iman yang menyelamatkan itu? “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” (Roma 10:17). “Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya” (Yohanes 20:31). Sebab tanpa iman mustahil diperkenankan oleh Allah, maka iman merupakan langkah yang paling pertama harus dimiliki oleh seorang berdosa. Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa orang-orang berdosa tidak dapat berkenan kepada Allah tanpa iman dan iman itu datang dari pendengaran akan firman Allah. Hal-hal yang terdapat dalam Alkitab ditulis agar kita dapat percaya. Iman kita harus berdasarkan pada firman Allah.
Kemudian bertobat adalah merupakan langkah kedua yang harus dilakukan oleh seseorang agar memperoleh keselamatan. Petrus memerintahkan orang-orang pada hari Pentakosta agar "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus” (Kisah Rasul 2:38). Tuhan memerintahkan agar semua manusia bertobat (Kisah Rasul 17:30). Paulus memberitakan firman Tuhan kepada orang pagan, “...bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu" (Kisah Rasul 26:20). Pertobatan bukan semata-mata perasaan menyesal atas dosa-dosa kita, melainkan penyesalan yang berdasarkan pada kehendak Allah yang mengerjakan pertobatan atau melakukan pertobatan (2 Korintus 7:10). Arti pertobatan ialah berpaling dari dosa-dosa kita, dan tidak melakukan dosa-dosa itu lagi, dan meninggalkan dosa itu.
Langkah ketiga yang harus dilakukan seseorang agar memperoleh keselamatan ialah mengaku. Yesus mengajar kita agar kita mengakui Dia di hadapan manusia (Matius 10:32). “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan” (Roma 10:10). Oleh karena kita harus mengaku Kristus dan pengakuan itu dilakukan dengan mulut, maka pengakuan itu harus dilakukan dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan. Hendaknya pengakuan ini jangan hanya kata-kata kosong, karena kita harus mengetahui dan mengaku bahwa Kristus adalah Juruselamat dan berjanji bahwa kita akan mengikuti dan melayani Dia sebagai Tuan kita. Pengakuan yang dilakukan oleh seseorang menuju kepada keselamatan. Filipus memberitakan Yesus kepada sida-sida dari Etiopia (Kisah Rasul 8:35). Pada waktu sida-sida itu sedang mendengarkan Filipus memberitakan Yesus, dia berkata, "...Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?" (Kisah Rasul 8:36). Filipus menjawab pertanyaan itu, "Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Kemudian sida-sida menjawab: "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah" (Kisah Rasul 8:37). Atas pengakuan ini Filipus membaptiskan dia dan ketika sida-sida itu keluar dari air itu dia pun melanjutkan perjalanannya dengan penuh suka-cita (Kisah Rasul 8:38, 39).
Langkah yang keempat yang harus dilakukan oleh seseorang agar dia memperoleh keselamatan ialah dibaptis. Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa baptisan adalah suatu persyaratan menuju keselamatan sama seperti iman, pertobatan dan pengakuan. Bagaimanakah pengajaran Alkitab tentang baptisan dan keselamatan? Yesus berkata, “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum” (Markus 16:16). Petrus berkata, "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, ...” (Kisah Rasul 2:38). Ananias berkata kepada Saul dari Tarsus, “Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!” (Kisah Rasul 22:16). Paulus berkata, “Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru” (Roma 6:4). Di dalam ayat-ayat Alkitab selalu kita temukan bahwa baptisan dan keselamatan itu dinyatakan bersama-sama, baptisan selalu mendahului keselamatan dan pada saat seorang berdosa itu dibaptiskan barulah janji Kristus untuk pengampunan dosa orang itu terpenuhi. Bacalah ayat-ayat Alkitab berikut ini dalam Alkitab dan perhatikan susunan baptisan dan keselamatan.
Markus 16:16 - Percaya dan dibaptiskan. Percaya - dibaptiskan - selamat.
Kisah Rasul 2:38 - Bertobat - dibaptiskan - untuk pengampunan dosa-dosa.
Kisah Rasul 22:16 - Bangkit - dibaptiskan - agar dosamu disucikan.
Roma 6:4 - Baptisan - kehidupan yang baru.
Di dalam Markus 16:16 kita dapat mengetahui bahwa “percaya” harus dilakukan seseorang sebelum “selamat”. Ini membuktikan bahwa percaya harus dimiliki oleh seseorang sebelum dia dibaptiskan. Hal ini berarti bahwa percaya perlu dilakukan oleh seseorang agar dia selamat, bukan? Sesungguhnya demikian! Saudara juga akan mengetahui bahwa seseorang harus dibaptiskan lebih dulu baru selamat. Dengan demikian kita dapat mengetahui bahwa “percaya” harus dilakukan oleh seseorang sebelum memperoleh keselamatan. Hal ini membuktikan bahwa “percaya” perlu dilakukan oleh seseorang menuju keselamatan, kemudian dibaptiskan, baru kemudian memperoleh keselamatan. Hal itu juga membuktikan bahwa baptisan itu perlu untuk keselamatan.
Di dalam Kisah Rasul 2:38, “bertobat” lebih dulu dilakukan oleh seseorang sebelum pengampunan dosa-dosanya. Hal ini membuktikan bahwa “pertobatan” yang dilakukan oleh seseorang untuk “pengampunan dosa-dosanya” menunjukkan bahwa pertobatan itu penting agar dosanya diampuni, bukan? Sesungguhnya demikian adanya! Saudara juga akan mengetahui bahwa “baptisan” harus dilakukan oleh seseorang sebelum mendapatkan “pengampunan dosa-dosanya”. Kita dapat mengetahui dengan jelas bahwa “pertobatan” harus dilakukan oleh seseorang sebelum pengampunan dosa-dosanya, yang menyatakan bahwa “pertobatan” dibutuhkan agar dosa-dosanya diampuni, kemudian baptisan harus dilakukan sebelum pengampunan dosa-dosanya. Ini juga membuktikan bahwa baptisan itu dibutuhkan agar dosa-dosanya dapat diampuni.
Apa Itu Baptisan Alkitabiah?
Sebelum seseorang dibaptiskan berdasarkan baptisan Alkitabiah, pertama-tama dia harus percaya. “Siapa yang percaya dan dibaptiskan akan diselamatkan...” (Markus 16:16). Juga sebelum seseorang itu dibaptiskan berdasarkan baptisan Alkitabiah, dia juga harus bertobat. "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, ....” (Kisah Rasul 2:38). Oleh karena anak kecil (bayi) tidak dapat percaya, bahkan dia tidak perlu bertobat, dan juga tidak perlu dibaptiskan. Bayi tidak perlu dibaptiskan untuk memperoleh keselamatan karena dia tidak sesat, dia dalam keadaan selamat.
Baptisan Alkitabiah itu adalah diselamkan. Sebelum dibaptis perlu “...turun...ke dalam air...” dan [setelah dibaptis] “keluar...dari air...” (Kisah Rasul 8:38, 39). Baptisan itu adalah penguburan. “Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian...” (Roma 6:4). “Karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan...” (Kolose 2:12). Percikan bukanlah merupakan baptisan oleh karena percikan bukan penguburan. Dan juga dalam percikan tidak perlu bagi seseorang masuk ke dalam air atau ke luar dari air.
Baptisan Alkitab membawa kita ke dalam Kristus. “Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus” (Galatia 3:27).
Iman adalah langkah pertama, sebab kita mempelajari dalam Ibrani 11:6 bahwa kita tidak diperkenankan oleh Allah jika tidak mempunyai iman. Langkah pertama ini merupakan langkah yang penting tetapi seseorang itu belum berada dalam Kristus, kemudian pertobatan adalah langkah yang kedua dan kita tidak akan memperoleh keselamatan tanpa pertobatan (Lukas 13:3). Sekalipun langkah yang kedua ini merupakan langkah yang penting, tetapi seseorang itu belum berada dalam Kristus yang di dalamnya dia memperoleh keselamatan. Langkah yang ketiga adalah pengakuan. Jika kita tidak mengakui Kristus di hadapan manusia, maka Kristus itu tidak akan mengakui kita di hadapan Bapa di surga (Matius 10:32, 33). Langkah yang ketiga ini harus dilakukan oleh seseorang agar dia semakin dekat menuju keselamatan di banding seseorang yang baru mulai dengan iman. Tetapi sekali pun dia sudah pada langkah yang ketiga, dia belum berada dalam Kristus. Langkah yang keempat adalah baptisan dan dalam baptisan inilah Alkitab menyatakan bahwa kita telah masuk bersalut dengan Kristus. “Karena seberapa banyak kamu, yang dibaptiskan kepada Kristus, sudah bersalut dengan Kristus” (Galatia 3:27). Ayat ini harmonis dengan ayat-ayat lain yang terdapat dalam Alkitab, yang sudah kita pelajari yang menunjukkan bahwa baptisan adalah salah satu persyaratan menuju keselamatan. Setiap langkah itu merupakan hal-hal yang perlu tetapi langkah baptisan inilah persyaratan akhir agar kita berada di dalam Kristus dan memperoleh keselamatan.
Apabila Anda belum melakukan langkah-langkah ini agar memperoleh keselamatan, kami menghimbau Anda untuk melakukannya. Jika Anda sudah melakukan langkah-langkah ini agar Anda berada di dalam Kristus, maka pada waktu yang sama Anda akan menjadi anggota tubuh rohani (1 Korintus 12:13), menjadi anggota jemaat (Kisah Rasul 2:41; Kolose 1:18). Anda menjadi seorang Kristen (Kisah Rasul 11:26). Allah telah menunjukkan kasih-Nya kepada kita dengan mengutus Kristus mati untuk kita (Roma 5:8). Kristus telah menunjukkan kasih-Nya kepada kita dan Dia telah memberikan jalan keselamatan yang jelas. Kami menghimbau Anda agar percaya kepada Kristus, bertobat dari segala dosa, mengaku Kristus dan dibaptiskan ke dalam Kristus. Jika Anda membutuhkan pertolongan, silahkan hubungi kami.
Sampai di sini Anda telah selesai membaca dan mempelajari seluruh "Pelajaran 5 - Apakah yang Harus Saya Lakukan Untuk Memperoleh Keselamatan?" ini. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pelajaran ini secara online, silakan klik tombol form berikut ini.
Form Ujian

SABDA INJIL