Pelajaran 6 - Organisasi Gereja


LAMAN UTAMA | PEL. 7

Pelajaran 6 - Organisasi Gereja


Pentingnya Organisasi Gereja

Dalam mempelajari organisasi gereja, kita harus menerima organisasi gereja yang hanya terdapat dalam Perjanjian Baru. Apakah Anda mengetahui organisasi gereja tersebut? Pernahkah Anda memikirkan betapa pentingnya organisasi gereja itu? Dalam pelajaran empat, kita sudah mempelajari bahwa Tuhan telah mendirikan gereja, Kristus yang membangun gereja itu dan salah satu misi gereja itu adalah menyebarkan Injil ke seluruh dunia. Sesungguhnya perintah yang sifatnya universal ini dan juga harus dilakukan selama hidup, perlu diorganisir dengan baik. Karena gereja itu mempunyai permulaan Ilahi, maka kita harus melakukan misi itu sesuai dengan aturan Ilahi dan jangan merubahnya.

Organisasi gereja itu adalah merupakan salah satu cara untuk dapat mengindentifikasi gereja yang didirikan oleh Kristus. Gereja zaman sekarang harus mempunyai organisasi yang sama dengan gereja yang terdapat dalam Perjanjian Baru, dan hal inilah yang mengakibatkan organisasi gereja itu penting. Jika gereja zaman sekarang ini tidak mempunyai organisasi yang sama dengan gereja yang ada di Perjanjian Baru, maka gereja itu bukanlah gereja yang dapat kita lihat dan dapat kita baca dalam Perjanjian Baru.

Tidak ada sekelompok orang manapun yang pernah merubah organisasi gereja yang telah dinyatakan dalam Perjanjian Baru, merubah rencana keselamatan Allah, cara ibadah yang sudah ditentukan oleh Allah dan tata cara kehidupan yang telah diperintahkan oleh Allah dalam kehidupan orang Kristen. Dan merupakan hal yang benar juga bahwa seseorang tidak pernah merubah rencana keselamatan Allah, tata cara ibadah yang sudah ditentukan oleh Allah atau merubah organisasi gereja yang sudah ditentukan oleh Allah. Organisasi gereja yang Alkitabiah, rencana keselamatan yang Alkitabiah dan tata cara ibadah yang Alkitabiah selalu berdiri bersama-sama atau berubah bersama-sama. Inilah yang mengakibatkan sehingga organisasi gereja itu penting.

Bagaimanakah Bentuk Organisasi Gereja Perjanjian Baru?

Dalam Perjanjian Baru, gereja-gereja lokal memerintah diri sendiri atau mempunyai organisasi sendiri-sendiri (lokal). Dan tidak ada bentuk organisasi yang lebih tinggi kita temuka dalam Perjanjian Baru selain dari organisasi gereja lokal saja. Di dalam organisasi jemaat Perjanjian Baru kita tidak dapat menemukan adanya pemimpin daerah, pemimpin perwakilan kota atau pemimpin organisasi internasional. Di dalam Perjanjian Baru kita tidak dapat menemukan organisasi yang demikian yaitu adanya suatu gereja yang mempunyai kekuasaan yang lebih tinggi dari gereja yang lain dalam organisasi. Dalam organisasi jemaat Perjanjian Baru juga kita tidak menemukan adanya seseorang atau sekelompok orang yang telah diberikan kekuasaan atas gereja-gereja selain dari sebagai pelayan dalam gereja lokal. Gereja lokal adalah organisasi yang paling tinggi dan hanya itulah satu-satunya bentuk organisasi yang dapat kita temukan dalam Perjanjian Baru.

Bagaimanakah Struktur Organisasi Perjanjian Baru?

Tuhan memilih penatua-penatua dalam jemaat lokal. “Ingatlah akan dirimu sediri dan akan segenap kawan itu yang diantaranya kamu ditetapkan gembala oleh Rohkudus, akan menggembalakan Sidang Jemaat Allah, yang sudah ditebus-Nya dengan darah-Nya sendiri“ (Kisah Rasul 20:28). Orang-orang ini sama dengan penatua-penatua (Kisah Rasul 20:28), pemimpin-pemimpin (Filipi 1:1), gembala-gembala (Efesus 4:11), dan sidang penatua (1 Timotius 4:14). Keempat kedudukan ini ditujukan pada orang yang sama dalam jemaat setempat. Kadang-kadang sebutan ini juga digunakan untuk seseorang yang bekerja sebagai pengajar atau guru, dan kadang-kadang juga digunakan untuk profesor dan juga kadang-kadang digunakan untuk instruktur-instruktur, keseluruhan sebutan ini ditujukan pada orang yang sama.

Kata penatua artinya seseorang yang sudah tua atau berpengalaman, kata Bishop atau penilik artinya penjaga atau penggembala, dan kata pastor (gembala) artinya seorang penggembala atau pemberi makan. Kata penatua berasal dari sebuah kata yang berarti penatua atau orang yang sudah tua, dan kata ini pada umumnya diterjemahkan elder (penatua) di dalam versi bahasa Inggris. Istilah-istilah ini menunjukkan kualitas yang berbeda dan tanggung jawab yang berbeda dari orang-orang yang telah dipilih oleh Allah di dalam jemaat lokal. Mereka itu menjaga, menggembalakan atau memimpin, mengajar atau memenuhi kebutuhan jemaat itu. Sama seperti seorang gembala, mereka harus menjaga kebutuhan jemaat itu (Ibrani 13:17).

Dalam Alkitab kita dapat menemukan bahwa penatua itu selalu dalam bentuk jamak atau pemimpin-pemimpin di dalam sebuah jemaat lokal. Tidak pernah kita menemukan hanya seorang bishop atau hanya seorang pemimpin saja atas jemaat-jemaat lokal. “Karena itu ia menyuruh seorang dari Miletus ke Efesus dengan pesan supaya para penatua jemaat datang ke Miletus.” (Kisah Rasul 20:17). Di dalam ayat ini kita mengetahui bahwa Paulus memanggil penatua-penatua (jamak) dari sebuah jemaat (tunggal) yang ada di Efesus. Penatua-penatua ini bertugas untuk menjaga jemaat (tunggal) yang ada di kota Efesus (Kisah Rasul 20:28).

“Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi, dengan para penilik jemaat dan diaken” (Filipi 1:1). Di dalam ayat ini kita dapat mengetahui bahwa Paulus dan Timotius menuliskan surat mereka kepada orang-orang kudus atau jemaat yang ada di Filipi yang dipimpin oleh penilik atau pemimpin lebih dari satu orang (jamak) dan para diaken (jamak) jemaat. Di dalam sebuah jemaat terdapat penatua lebih dari satu orang.

“Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu” (Titus. 1:5). Kreta adalah sebuah pulau dan di sana tidak terdapat seorang penatua atau pemimpin saja atas jemaat-jemaat yang ada di pulau itu, melainkan mereka memiliki penatua-penatua (jamak) yang memimpin atas jemaat lokal di setiap kota di pulau itu.

Kedudukan, Pekerjaan Diaken-Diaken Jemaat

Untuk membantu pekerjaan-pekerjaan para penatua dalam pekerjan mereka, Tuhan memilih diaken-diaken atau pelayan-pelayan jemaat. Kata diaken berarti pelayan atau hamba. Di jemaat Filipi terdapat lebih dari satu orang diaken (jamak), sama seperti kejamakan para penatua atau para bishop di dalam jemaat (Filipi 1:1). Di dalam 1 Timotius 3:8-13, Paulus memberikan persyaratan-persyaratan bagi para diaken jemaat seperti halnya persyaratan-persyaratan yang diberikan kepada penatua-penatua. Seorang diaken jemaat mempunyai kedudukan atau tempat dan mempunyai tanggung jawab di dalam jemaat, sama seperti seorang penatua mempunyai tanggung jawab (1 Timotius 3:13). Tanggung jawab para penatua di dalam jemaat ialah menjaga jemaat itu, dan para diaken jemaat bekerja untuk membantu atau melakukan pekerjaan yang telah direncanakan oleh para penatua jemaat. Dan pekerjaan lain yang dilakukan oleh diaken-diaken atau pelayan-pelayan jemaat ialah melayani kebutuhan-kebutuhan jemaat.

Pekerjaan Penginjil

Bagian lain dalam organisasi gereja ialah penginjil. Penginjil adalah seorang yang memberitakan Firman Allah. Filipus adalah penginjil di Kaesarea (Kisah Rasul 20:1-8). Timotius adalah seorang Penginjil di Efesus (1 Timotius 1:3; 2 Timotius 4:5). Tuhan menempatkan seorang penginjil di dalam jemaat sama seperti Tuhan menempatkan para gembala atau para penatua di dalam jemaat lokal. (Ingat bahwa pastor atau gembala sama dengan bishop atau penilik). Penginjil adalah seorang pengkhotbah dan bisa saja dia memberitakan firman Tuhan dalam sebuah jemaat lokal atau melakukan penginjilan dalam berbagai pertemuan yang berkelanjutan dan di berbagai kota. Seorang penginjil bukanlah salah seorang pastor, sebab seorang pastor sama dengan seorang bishop (penilik) atau seorang penetua di dalam jemaat lokal. Jangan sekali-kali kita memanggil seorang penginjil itu pastor atau gembala sebab penginjil bukanlah orang yang menjadi penatua di dalam jemaat, tugasnya adalah memberitakan firman Allah.

Pentingnya Guru Injil Atau Pengajar

Tuhan juga menempatkan guru-guru Injil di dalam gereja (Efesus 4:11). Di jemaat Antiokia kita dapat melihat adanya “pengajar" [guru Injil] (Kisah Rasul 13:1). Zaman sekarang ini di setiap jemaat lokal yang sukses menobatkan orang sesat ialah guru-guru yang giat belajar, berdoa dan mengajar kelas-kelas Alkitab atau individu-individu untuk menunjukkan kepada mereka tentang jalan keselamatan. Tentu di dalam jemaat lokal kita dapat menemukan adanya orang-orang kudus yang dijaga oleh para penilik atau para bishop (Filipi 1:1), yang kepada mereka (orang-orang kudus) itu penginjil berkhotbah dan guru Injil atau pengajar mengajar.

Ingat Poin Berikut Ini

Gereja bukanlah bangunan atau gedung, karena gedung adalah tempat orang-orang beribadah. Dalam mempelajari organisasi gereja perlu kita perhatikan bahwa Kristen zaman sekarang harus sama dengan Kristen yang terdapat dalam Perjanjian Baru. Sudah pasti kita tidak akan pernah berjalan bersama dengan Kristus jika kita tidak mengikuti perintah yang sudah diinstruksikan oleh rasul-rasul yang diurapi-Nya. Sekali-kali kita tidak akan pernah mengikuti teladan sifat-sifat Kristus jika kita tidak mengikuti contoh-contoh ibadah orang Kristen yang sudah dinyatakan dalam Perjanjian Baru. Dan salah satu contoh yang harus kita selidiki adalah organisasi gereja. Kristen Alkitabiah berkenan kepada Allah oleh karena mereka mengikuti “pengajaran rasul-rasul” (Kisah Rasul 2:42) dan termasuk juga organisasi gereja itu.

Kita harus berusaha hidup seperti Kristus secara individu. Hal ini dapat kita lakukan jika kita memikul salib kita masing-masing dan mengikut Dia (Matius 16:24). Kita harus juga berusaha untuk melakukan pekerjaan gereja secara berkelompok seperti yang diinginkan oleh Kristus. Pekerjaan gereja yang paling besar ialah mewartakan injil ke seluruh dunia dan kita harus berusaha agar jangan gagal atau tidak melakukan pekerjaan ini. Jika kita gagal dan tidak melakukan pekerjaan ini, maka kita tidak berkenan kepada Allah. Gereja itu juga mempunyai organisasi yang paling besar, yang merupakan organisasi Ilahi, yaitu suatu organisasi yang diinginkan oleh Allah untuk dimiliki oleh umat-Nya. Dan sesungguhnya jangan sampai kita mengabaikan organisasi gereja ini dan apabila kita gagal untuk melakukannya, maka kita tidak berkenan kepada Allah.

Sebuah Pelajaran Berdasarkan Sejarah

Jika kita melihat dalam sejarah, kita menemukan bahwa manusia itu tidak pernah taat kepada perintah Allah untuk jangka waktu yang lama. Sudah merupakan kehendak Allah agar manusia pertama yang ditempatkan di Taman Eden itu memelihara taman itu (Kejadian 2:15). Manusia itu sendiri bebas untuk memakan setiap buah pohon yang ada di dalam taman itu kecuali buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat. Hal ini merupakan kehendak Allah demi kebahagiaan manusia itu. Adam dan Hawa memakan buah pohon yang dilarang itu, mereka telah merubah perintah Allah yang ilahi itu, dan dosa akhirnya masuk ke dalam dunia, kemudian mereka diusir dari Taman Eden (Kejadian 3:24).

Ketika Allah membawa orang Israel keluar dari Mesir, Dia memberikan tanah Kanaan kepada mereka. Tuhan memberikan kepada Israel suatu bentuk pemerintahan dengan mengangkat hakim-hakim sebagai pemimpin atas mereka (Hakim-Hakim 2:16-18). Bentuk pemerintahan ini berakhir kira-kira 300 tahun kemudian (Hakim-Hakim 11:26). Orang Israel pada waktu itu menjadi kurang puas dengan cara pemerintahan yang dibentuk oleh Allah, kemudian mereka meminta kepada Samuel agar dia mengangkat seorang raja atas mereka, sama seperti bangsa-bangsa lain (1 Samuel 8:4-5). Orang-orang Israel menolak untuk menaati perintah Samuel dan mereka meminta agar Samuel mengangkat seorang raja atas mereka, supaya mereka sama seperti bangsa-bangsa lain (1 Samuel 8:19-20). Hal ini tentu tidak berkenan bagi Samuel oleh karena cara mereka itu telah menolak bentuk pemerintahan yang telah ditentukan oleh Allah (1 Samuel 8:6-7). Kemudian Allah mengizinkan agar bentuk pemerintahan itu dirubah dan menjadikan Saul sebagai raja pertama atas Israel, dan dia memerintah dengan jahat. Memang ada juga beberapa raja Israel lain yang baik, tetapi perubahan bentuk pemerintahan itu bukan suatu hal yang perlu bagi bangsa Israel, yang perlu bagi mereka ialah kembali kepada jalan Allah yang benar. Setelah kematian Salomo kerajaan Israel pecah menjadi 2 bagian, yaitu Utara dan Selatan. Yerobeam menjadi raja atas Israel Utara, yang sering disebut Kerajaan Israel yang terdiri dari 10 suku Israel. Rehabeam menjadi raja di Kerajaan Selatan, yang hanya terdiri dari satu suku (termasuk Benyamin terserap) yaitu Yehuda. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa suku Lewi tidak mendapatkan warisan dan mereka tidak dihitung dalam pembagian Kerajaan Utara atau Kerajaan Selatan.

Bait Allah adalah tempat untuk beribadah dan didirikan di Yerusalem, yang terletak di Kerajaan Selatan. Yerobeam tidak menginginkan orang Israel Utara pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Ia mengira bahwa jika orang-orang Israel Utara pergi ke Bait Allah untuk mempersembahkan korban persembahan mereka, maka mereka akan melihat kemuliaan Bait Allah itu dan kemuliaan Yerusalem, kemudian mereka akan kembali kepada Rehabeam, raja Israel Selatan (1 Raja-raja 12:26-27).

Kemudian Yerobeam membuat dua anak lembu jantan dari emas, kemudian dia menempatkan satu di Betel dan satu lagi di Dan (1 Raja-raja 12:12-29). Kemudian dia berkata kepada bangsa itu: "Sudah cukup lamanya kamu pergi ke Yerusalem. Hai Israel, lihatlah sekarang allah-allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir" (1 Raja-raja 12:28). Hukum Tuhan memerintahkan agar imam-imam itu berasal dari suku Lewi. Kemudian Yerobeam pun mengangkat imam-imam di dalam kuil-kuil itu yang berasal dari kalangan rakyat biasa, yang bukan berasal dari suku Lewi (1 Raja-raja 12:31). Yerobeam telah merubah perintah Ilahi. Dia merubah tempat ibadah yang seharusnya di Yerusalem, sekarang dia menentukannya di Betel dan di Dan. Dia merubah pusat ibadah yang sesunguhnya yaitu Allah menjadi menyembah kepada berhala. Kemudian merubah keimamatan suku Lewi menjadi rakyat biasa. Kerajaan Utara sering ditujukan pada bangsa Israel, di mana kerajaan itu telah binasa karena mereka telah mengganti perintah Allah.

Pada bagian pertama dari pelajaran kita, kita telah mempelajari tentang organisasi jemaat yang Alkitabiah. Tuhan telah mengangkat penatua-penatua atas jemaat lokal, dan juga mengangkat diaken-diaken untuk membantu mereka, dan penginjil untuk memberitakan firman, serta guru-guru dan anggota-anggota. Allah menghendaki agar jemaat jangan kiranya berpaling. Paulus menasihati penatua-penatua dari Efesus, yang dari antara mereka kemudian akan bangkit orang-orang yang “...berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka” (Kisah Rasul 20:30). “...ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan” (1 Timotius 4:1).

Salah satu penyimpangan dari ajaran Perjanjian Baru ialah penyimpangan dalam organisasi jemaat. Hal ini mulai dengan diangkatnya seorang penatua atau pemimpin sebagai kepala atau pemimpin atau bishop di jemaat lokal. Cara ini mengakibatkan adanya pemilihan atas seorang pemimpin di suatu propinsi atau pemimpin daerah atas jemaat-jemaat lokal. Kemudian langkah yang berikutnya ialah dengan dipilihnya seorang bishop atau pemimpin secara universal atau yang disebut Paus yang mengepalai seluruh gereja. Penyimpangan dalam organisasi jemaat ini berlangsung berabad-abad hingga sampai pada puncaknya di mana organisasi jemaat itu telah menyimpang.

Pada tahun 607 M, Bonaface III diangkat sebagai bishop yang pertama secara universal atau menjadi Paus atas seluruh gereja. Pandangan tentang seorang Paus atau Bishop secara universal atas seluruh gereja telah diperjuangkan sejak dari awal. Dengan mengangkat seorang Paus atas gereja-gereja tidak diterima oleh seluruh jemaat yang mengaku sebagai jemaat-jemaat Perjanjian Baru. Seorang Paus mengepalai jemaat-jemaat merupakan suatu hal yang asing bagi organisasi jemaat di dalam jemaat Perjanjian Baru, demikian halnya kepada Kristus. Dengan adanya penyimpangan organisasi jemaat Perjanjian Baru, juga terjadi penyimpangan dalam pengajaran dan ibadah serta baptisan juga dirubah dari selam menjadi percikan. Perjamuan Tuhan juga dirubah, waktu untuk melakukan perjamuan itu telah dirubah dari hari pertama dalam mimggu itu (Kisah Rasul 20:7) menjadi hari apa saja yang diperkenankan oleh manusia. Berdoa, sesunguhnya harus berdoa kepada Allah di dalam nama Yesus Kristus (Yohanes 16:23; 1 Timotius 2:5), dirubah menjadi dalam nama Maria atau tanpa dalam nama siapa pun jika itu yang dikehendaki oleh manusia.

Banyaknya penyimpangan dari pengajaran Perjanjian Baru berdasarkan kehendak Paus Leo X (1513-1521) yang mengatakan: “...meneguhkan kembali Unam Sanctam, di mana di dalam unam itu dia mengatakan bahwa setiap umat manusia harus tunduk kepada Paus Roma untuk mendapatkan keselamatan; isu-isu yang menyatakan tentang pengakuan-pengakuan tertentu; perintah untuk membakar orang-orang bidah adalah merupakan suatu ketentuan yang menurut kehendak Allah.....” (Bible Handbook oleh H.H. Hally, Twenty-first Edition Revised, hal. 877). Dengan adanya kebejatan moral dan spiritual pada masa itu maka timbulah reformasi Protestan yang dipimpin oleh Marthin Luther bersama sahabat-sahabatnya. Salah satu yang paling pertama mereka coba reformasi adalah merubah organisasi gereja dari sistim diktator menjadi sistim jemaat yang otonom yang merupakan tipe organisasi jemaat. Para reformator ini menolak sistim kepausan, tetapi sayangnya mereka gagal untuk merestorasi atau memulihkan organisasi jemaat yang benar.

Gerakan reformasi ini diikuti dengan gerakan restorasi yang dimulai kira-kira abad ke 18. Dengan melihat bahwa reformasi tidak dapat memulihkan semua ajaran Alkitab yang telah disimpangkan, orang-orang yang tulus hatinya merestorasi gereja Perjanjian Baru. Mereka melakukan ini dengan menolak semua kepercayaan yang diciptakan oleh manusia, aturan-aturan dan disiplin dan hanya Alkitab satu-satunya yang menjadi pembimbing mereka dan mereka berusaha untuk merestorasi jemaat Perjanjian Baru yang telah dinyatakan dalam Perjanjian Baru. Dengan melakukan ini maka organisasi jemaat Perjanjian Baru berhasil dipulihkan. Maka jemaat itu berdiri dengan urutan-urutan yaitu: Penatua-penatua, diaken-diaken, penginjil-penginjil, guru-guru dan anggota-anggota. Semua nama kehormatan gereja seperti Uskup Agung, Diaken Agung, Bapa dan Kardinal dibubarkan. Namun masih tetap dihimbau agar kiranya jemaat sekarang ini tetap sama seperti organisasi jemaat Perjanjian Baru yang terdapat dalam Perjanjian Baru, baik dalam pengajaran maupun dalam ibadah.

Sampai di sini Anda telah selesai membaca dan mempelajari seluruh "Pelajaran 6 - Organisasi Gereja" ini. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pelajaran ini secara online, silakan klik link form berikut ini.


Form Ujian


SABDA INJIL

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Cari Blog Ini

Pengikut