SINAR MATAHARI DAN GULA
Perjanjian Lama mengatakan bahwa Allah yang telah menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini dalam enam hari (baca Keluaran 20:11). Pada hari pertama, Allah menciptakan langit dan bumi (Kejadian 1:1-5). Pada hari ketiga, Allah menciptakan segala jenis tumbuh-tumbuhan untuk bertumbuh di bumi, Kejadian 1:11-12 menyatakan “Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.” Di hari berikutnya, yaitu pada hari keempat, Allah menciptakan matahari dan bulan (Kejadian 1:14-19).
Beberapa lama setelah itu, tidak seorangpun yang mengerti betapa pentingnya matahari dan tumbuh-tumbuhan di atas bumi. Tetapi sekarang, kita tahu bahwa bola terang di langit yang kita sebut matahari dan tumbuh-tumbuhan yang ada di atas bulatan bumi ini, bekerja bersama-sama untuk membentuk kehidupan di bumi. Dengan kata lain, setiap organisme yang hidup di bumi ini bergantung pada aliran energi dari matahari, energi itu dalam bentuk sinar matahari, jatuh ke bumi, menyinari tumbuh-tumbuhan dan menolong semuanya menghasilkan sesuatu (seperti makanan dan oxygen) supaya makhluk-makhluk hidup (seperti binatang-binatang dan manusia) tetap hidup. Tetapi bagaimana semuanya ini bekerja?
Di dalam sel-sel kebanyakan tumbuhan ada beberapa struktur kecil yang disebut Chloroplasts. Dan di dalam chloroplasts ini ada zat warna (suatu zat yang dapat menyerap cahaya yang dikenal dengan istilah chlorophyl (zat hijau). Ketika sinar matahari menyinari bagian-bagian tertentu dari sebuah tumbuhan (contohnya daun-daunan), maka chlorophyl ini langsung menyerap sinar matahari tersebut, yang kemudian akan memberikan energi bagi tumbuhan ini.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa tumbuh-tumbuhan menyerap kira-kira 50% sinar matahari yang menyinarinya. Lalu tumbuh-tumbuhan ini menggunakan energi dari sinar matahari yang terjebak itu untuk melakukan proses yang dikenal dengan istilah Photosynthesis (proses pembakaran makanan). Meskipun photosynthesis rumit untuk diketahui, inilah yang terjadi.
Ketika binatang dan manusia menghirup udara yang mengandung oksigen, maka mereka menghembuskan gas yang dikenal dengan nama karbondioksida. Tumbuh-tumbuhan dapat menyerap karbondioksida tersebut dari udara atau tanah. Sel-sel tumbuh-tumbuhan juga berisi air. Di dalam chloroplasts, air itu terbagi menjadi hydrogen (zat air) dan oksigen (zat asam/pembakar) bersama dengan elektron-elektron. Oksigen yang keluar dari tumbuhan ini sangat penting, karena kemudian oksigen ini dihirup oleh binatang dan manusia. Tanpa oksigen ini binatang dan manusia akan mati. Hydrogen, elektron-elektron dan unsur-unsur lainnya terbawa bersama-sama dengan karbon dioksida untuk membentuk gula yang disebut glukosa. Gula ini menjadi sebuah sumber energi makanan yang penting bagi binatang, manusia dan bahkan bagi tumbuh-tumbuhan lainnya. Jadi karbondioksida, air, energi, di dalam tumbuhan apapun juga, dapat membentuk glukosa dan oksigen.
Dapatkah hal ini “terjadi secara kebetulan” sebagai hasil evolusi? Tidak! Alat-alat perlengkapan photosynthesis yang begitu rumit dan dirancang sedemikian rupa, menunjukkan bahwa hal itu ada perancangnya. Anda tidak bisa mendapatkan puisi tanpa seorang pencipta puisi, Anda tidak mendapatkan lukisan tanpa seorang pelukis dan Anda tidak mendapatkan rancangan yang indah tanpa seorang perancang. Perancang itu adalah Allah, yang merupakan point penting yang ditekankan oleh Paulus ketika dia menulis di dalam Roma 1:20-21: “Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.” Paulus menginginkan orang-orang Kristen mengetahui bahwa Allah ada dengan melihat hal-hal yang indah di sekeliling mereka yang diciptakanNya. Sekarang, ketika kita melihat hal-hal yang indah di sekeliling kita (seperti photosynthesis), kita juga dapat mengetahui bahwa Allah itu ada. Betapa mengagumkan Allah itu! (Diterjemahkan dari Discovery – Scripture & Science for Kids, edisi November 1998, vol. 9:11, Apologetics press, Inc.).
Ditulis Oleh: Bert Thompson
Alih Bahasa Oleh: Harun Tamale
Beberapa lama setelah itu, tidak seorangpun yang mengerti betapa pentingnya matahari dan tumbuh-tumbuhan di atas bumi. Tetapi sekarang, kita tahu bahwa bola terang di langit yang kita sebut matahari dan tumbuh-tumbuhan yang ada di atas bulatan bumi ini, bekerja bersama-sama untuk membentuk kehidupan di bumi. Dengan kata lain, setiap organisme yang hidup di bumi ini bergantung pada aliran energi dari matahari, energi itu dalam bentuk sinar matahari, jatuh ke bumi, menyinari tumbuh-tumbuhan dan menolong semuanya menghasilkan sesuatu (seperti makanan dan oxygen) supaya makhluk-makhluk hidup (seperti binatang-binatang dan manusia) tetap hidup. Tetapi bagaimana semuanya ini bekerja?
Di dalam sel-sel kebanyakan tumbuhan ada beberapa struktur kecil yang disebut Chloroplasts. Dan di dalam chloroplasts ini ada zat warna (suatu zat yang dapat menyerap cahaya yang dikenal dengan istilah chlorophyl (zat hijau). Ketika sinar matahari menyinari bagian-bagian tertentu dari sebuah tumbuhan (contohnya daun-daunan), maka chlorophyl ini langsung menyerap sinar matahari tersebut, yang kemudian akan memberikan energi bagi tumbuhan ini.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa tumbuh-tumbuhan menyerap kira-kira 50% sinar matahari yang menyinarinya. Lalu tumbuh-tumbuhan ini menggunakan energi dari sinar matahari yang terjebak itu untuk melakukan proses yang dikenal dengan istilah Photosynthesis (proses pembakaran makanan). Meskipun photosynthesis rumit untuk diketahui, inilah yang terjadi.
Ketika binatang dan manusia menghirup udara yang mengandung oksigen, maka mereka menghembuskan gas yang dikenal dengan nama karbondioksida. Tumbuh-tumbuhan dapat menyerap karbondioksida tersebut dari udara atau tanah. Sel-sel tumbuh-tumbuhan juga berisi air. Di dalam chloroplasts, air itu terbagi menjadi hydrogen (zat air) dan oksigen (zat asam/pembakar) bersama dengan elektron-elektron. Oksigen yang keluar dari tumbuhan ini sangat penting, karena kemudian oksigen ini dihirup oleh binatang dan manusia. Tanpa oksigen ini binatang dan manusia akan mati. Hydrogen, elektron-elektron dan unsur-unsur lainnya terbawa bersama-sama dengan karbon dioksida untuk membentuk gula yang disebut glukosa. Gula ini menjadi sebuah sumber energi makanan yang penting bagi binatang, manusia dan bahkan bagi tumbuh-tumbuhan lainnya. Jadi karbondioksida, air, energi, di dalam tumbuhan apapun juga, dapat membentuk glukosa dan oksigen.
Dapatkah hal ini “terjadi secara kebetulan” sebagai hasil evolusi? Tidak! Alat-alat perlengkapan photosynthesis yang begitu rumit dan dirancang sedemikian rupa, menunjukkan bahwa hal itu ada perancangnya. Anda tidak bisa mendapatkan puisi tanpa seorang pencipta puisi, Anda tidak mendapatkan lukisan tanpa seorang pelukis dan Anda tidak mendapatkan rancangan yang indah tanpa seorang perancang. Perancang itu adalah Allah, yang merupakan point penting yang ditekankan oleh Paulus ketika dia menulis di dalam Roma 1:20-21: “Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.” Paulus menginginkan orang-orang Kristen mengetahui bahwa Allah ada dengan melihat hal-hal yang indah di sekeliling mereka yang diciptakanNya. Sekarang, ketika kita melihat hal-hal yang indah di sekeliling kita (seperti photosynthesis), kita juga dapat mengetahui bahwa Allah itu ada. Betapa mengagumkan Allah itu! (Diterjemahkan dari Discovery – Scripture & Science for Kids, edisi November 1998, vol. 9:11, Apologetics press, Inc.).
Ditulis Oleh: Bert Thompson
Alih Bahasa Oleh: Harun Tamale