Pelajaran Dua: Keabsahan Alkitab
LAMAN UTAMA | PEL. 3
Ketika imam-imam kepala dan tua-tua Yahudi mempertanyakan kuasa Yesus, Dia berbalik mengajukan pertanyaan kepada mereka tentang baptisan Yohanes, “Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?" (Matius 21:25). Pertanyaan yang sama perlu ditanyakan tentang asal-usul Alkitab, “Dari manakah Alkitab? Dari sorga atau dari manusia?" Itu adalah pertanyaan yang harus dijawab setiap orang karena jawaban yang diberikannya akan menentukan takdir kekal jiwanya.
Alkitab: Dari Allah atau dari Manusia?
Jika Alkitab adalah produk manusia, coba pikirkan tentang orang-orang yang terlibat di dalam penulisannya. Mereka pasti adalah para pembohong jahat yang mengemukakan sesuatu yang tidak benar, yang memberikan janji-janji dan harapan-harapan kosong yang tidak dapat digenapi, dan yang mengaku berasal dari Allah, padahal kenyataannya mereka jauh dari Dia. Juga, karena mereka tidak mendapatkan pengakuan, kuasa, atau kekayaan duniawi atas tulisan-tulisan itu. Maka bukan saja mereka jahat tetapi juga bodoh. Perlu diketahui bahwa banyak dari mereka yang menulis kitab-kitab dalam Alkitab mati sebagai martir karena hal itu. Jadi mengatakan bahwa Alkitab berasal dari manusia itu tidak masuk akal.
Sebaliknya, adalah sangat masuk akal untuk percaya bahwa Alkitab berasal dari Allah. Karena manusia tidak pernah mengenal Allah dan kehendak-Nya dengan hikmat dan kemampuannya sendiri, maka perlu bagi Allah untuk menyatakan diri-Nya sendiri dan kehendak-Nya kepada manusia. Jika manusia ingin mengetahui asal-usul, identitas, tujuan, dan takdirnya, maka Allah harus menyatakan kepadanya. Untuk menyempurnakan wahyu ini, Allah menyatakan firman-Nya kepada Roh Kudus (1 Korintus 2:9-13), yang menyelidiki pikiran Allah, menyampaikannya kepada manusia, mengilhami mereka untuk menulis apa yang Dia nyatakan kepada mereka (2 Petrus 1:20-21). Dengan demikian, Alkitab adalah hasil inspirasi.
Alkitab: Produk Inspirasi
Inspirasi adalah “pengaruh [bimbingan] supranatural yang diberikan oleh Roh Allah kepada para penulis suci, sehingga tulisan-tulisan mereka menjadi karya Ilahi terpercaya” (Benjamin B. Warfield, The Inspiration and Authority of the Bible, p. 131). Alkitab mengklaim inspirasi ini. Di dalam 2 Timotius 3:16 dikatakan, “Segala tulisan diilhamkan Allah.”
Setelah menyatakan diri-Nya dan kehendak-Nya kepada Roh Kudus, Allah memisahkan orang-orang tertentu untuk menyatakan kehendak itu kepada manusia. Mereka tidak mengajar menurut kehendak mereka sendiri (2 Petrus 1:20). Tetapi, mereka mengucapkan perkataan dan pikiran Roh Kudus (1 Korintus 2:9-13). Mereka diilhami sangat dalam dan rinci (Matius 22:31, 32; Galatia 3:16).
Inspirasi sepenuhnya menjadikan mereka memenuhi syarat untuk mengajarkan apa yang mereka ucapkan dan apa yang mereka tulis (Matius 10:9; Kisah Para Rasul 2:4). Jadi, apa yang mereka tulis adalah perkataan dan perintah Tuhan (1 Korintus 14:37). Mereka menulis tepat seperti yang dikehendaki Allah tanpa ada kekeliruan atau kesalahan. Itulah sebabnya, ketika seseorang membaca Alkitab, dia sedang membaca perkataan Allah (lih. 1 Korintus 14:37; 2 Timotius 3:16-17).
Bukti Inspirasi
Ada banyak area yang memberikan bukti pendukung bagi inspirasi Alkitab yang menunjukkan Alkitab itu berasal dari Allah.
Kesatuan Alkitab. Enam puluh enam kitab dalam Alkitab ditulis oleh kira-kira empat puluh orang selama kurun waktu kurang lebih 1600 tahun dan semua ditulis dalam harmoni sempurna yang saling melengkapi, tidak pernah bertentangan satu sama lain.
Kitab Suci Mengklaim Inspirasi (Pengilhaman). Selain 2 Timotius 3:16, yang sebelumnya sudah kita lihat, Kitab Suci mengaku “tidak adanya kesalahan” tentang Kitab Suci itu sendiri. Meskipun orang-orang yang tidak terpelajar, seperti nelayan, petani, pemungut cukai, dll., juga menulis kitab-kitab dalam Alkitab, tapi mereka menulis dengan penuh keyakinan. Mereka mengumumkan tanpa rasa malu bahwa mereka menyatakan pesan Allah (1 Korintus 14:37).
Ringkasnya Kitab Suci. Ringkasnya Kitab Suci adalah contoh yang baik dari inspirasi. Di dalam Kitab Suci, fakta-fakta terhubung dalam jumlah teks yang sedikit, yang dalam keadaan normal bisa membutuhkan jumlah volume besar untuk menyatakannya.
Ketenangan Kitab Suci. Di dalam Alkitab, hal-hal yang menakjubkan dan yang biasa digambarkan dengan cara serupa. Seperti peristiwa Yesus dipermuliakan (Matius 17:1-5), pembunuhan Yohanes Pembaptis (Matius 14:6-12), Mukjizat-mukjizat Yesus, dan bahkan penyaliban-Nya (Matius 27:33-56) dihubungkan dalam istilah-istilah yang sederhana dan biasa.
Nubuat-Nubuat yang Digenapi. Nubuat adalah sebuah pengumuman tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa akan datang, yang mana tidak ada hikmat atau ramalan manusia yang dapat menyatakannya; tergantung pada pengetahuan tentang kemungkinan tidak terhitungnya perkara manusia, yang secara eksklusif dimiliki Allah yang Mahakuasa; sehingga dari sifatnya, nubuat adalah wahyu Ilahi. Dari waktu ke waktu, para penulis Alkitab menubuatkan peristiwa-peristiwa yang kelak akan terjadi. Kadang-kadang berbicara ratusan tahun sebelum peristiwa-peristiwa itu terjadi, nubuat-nubuat para penulis Alkitab sangat rinci. Mereka bukan seperti generalisasi luas yang disebut sebagai “nabi-nabi” zaman now [sekarang]. Setiap nubuat Alkitab digenapi secara rinci.
Fakta Ilmu Pengetahuan. Secara negatif, seseorang tidak menemukan hal-hal takyul atau gagasan-gagasan yang salah seperti lazim di zaman Alkitab. Secara positif, para penulis Alkitab memiliki pengetahuan yang maju yang tidak dapat ditemukan oleh manusia hingga berabad-abad kemudian. Ini termasuk seperti gagasan tentang bumi bulat (Yesaya 40:22), bumi bergantung pada kehampaan di luar angkasa (Ayub 26:7), pengisolasian penyakit menular (Imamat 13:45), dan perlunya membasuh di air yang mengalir karena adanya kuman (Imamat 14:1-6).
Bukti Arkeologi. Tidak pernah ada penemuan arkeologi yang tidak membuktikan bagian mana pun dari Alkitab. Di samping itu, arkeologi telah membuktikan banyak fakta Alktab yang benar adanya.
Keakuratan Sejarah. Alkitab tanpa kesalahan dalam hubungannya dengan catatan peristiwa-peristiwa sejarah. Sebut saja sejarah tentang kronologi bangkitnya bangsa-bangsa besar seperti Babilonia, Medo-Persia, Yunani, Roma, yang tercatat dalam kitab Daniel 2, yang sangat akurat dengan catatan sejarah dunia.
Kesimpulan
Alkitab adalah firman Allah. Alkitab menjembatani jarak antara manusia dengan hikmat Allah. Di dalamnya Allah telah menyatakan hal-hal yang tidak diketahui manusia di dalam dan dari dirinya sendiri. Allah telah memberikan kepada manusia segala sesuatu yang berguna untuk kehidupan dan kesalehan (2 Petrus 1:3) supaya manusia hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini (Titus 2:11-14) sehingga dapat hidup kekal bersama Dia di kehidupan yang akan datang.
Form Ujian
Pelajaran Dua: Keabsahan Alkitab
Ketika imam-imam kepala dan tua-tua Yahudi mempertanyakan kuasa Yesus, Dia berbalik mengajukan pertanyaan kepada mereka tentang baptisan Yohanes, “Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?" (Matius 21:25). Pertanyaan yang sama perlu ditanyakan tentang asal-usul Alkitab, “Dari manakah Alkitab? Dari sorga atau dari manusia?" Itu adalah pertanyaan yang harus dijawab setiap orang karena jawaban yang diberikannya akan menentukan takdir kekal jiwanya.
Alkitab: Dari Allah atau dari Manusia?
Jika Alkitab adalah produk manusia, coba pikirkan tentang orang-orang yang terlibat di dalam penulisannya. Mereka pasti adalah para pembohong jahat yang mengemukakan sesuatu yang tidak benar, yang memberikan janji-janji dan harapan-harapan kosong yang tidak dapat digenapi, dan yang mengaku berasal dari Allah, padahal kenyataannya mereka jauh dari Dia. Juga, karena mereka tidak mendapatkan pengakuan, kuasa, atau kekayaan duniawi atas tulisan-tulisan itu. Maka bukan saja mereka jahat tetapi juga bodoh. Perlu diketahui bahwa banyak dari mereka yang menulis kitab-kitab dalam Alkitab mati sebagai martir karena hal itu. Jadi mengatakan bahwa Alkitab berasal dari manusia itu tidak masuk akal.
Sebaliknya, adalah sangat masuk akal untuk percaya bahwa Alkitab berasal dari Allah. Karena manusia tidak pernah mengenal Allah dan kehendak-Nya dengan hikmat dan kemampuannya sendiri, maka perlu bagi Allah untuk menyatakan diri-Nya sendiri dan kehendak-Nya kepada manusia. Jika manusia ingin mengetahui asal-usul, identitas, tujuan, dan takdirnya, maka Allah harus menyatakan kepadanya. Untuk menyempurnakan wahyu ini, Allah menyatakan firman-Nya kepada Roh Kudus (1 Korintus 2:9-13), yang menyelidiki pikiran Allah, menyampaikannya kepada manusia, mengilhami mereka untuk menulis apa yang Dia nyatakan kepada mereka (2 Petrus 1:20-21). Dengan demikian, Alkitab adalah hasil inspirasi.
Alkitab: Produk Inspirasi
Inspirasi adalah “pengaruh [bimbingan] supranatural yang diberikan oleh Roh Allah kepada para penulis suci, sehingga tulisan-tulisan mereka menjadi karya Ilahi terpercaya” (Benjamin B. Warfield, The Inspiration and Authority of the Bible, p. 131). Alkitab mengklaim inspirasi ini. Di dalam 2 Timotius 3:16 dikatakan, “Segala tulisan diilhamkan Allah.”
Setelah menyatakan diri-Nya dan kehendak-Nya kepada Roh Kudus, Allah memisahkan orang-orang tertentu untuk menyatakan kehendak itu kepada manusia. Mereka tidak mengajar menurut kehendak mereka sendiri (2 Petrus 1:20). Tetapi, mereka mengucapkan perkataan dan pikiran Roh Kudus (1 Korintus 2:9-13). Mereka diilhami sangat dalam dan rinci (Matius 22:31, 32; Galatia 3:16).
Inspirasi sepenuhnya menjadikan mereka memenuhi syarat untuk mengajarkan apa yang mereka ucapkan dan apa yang mereka tulis (Matius 10:9; Kisah Para Rasul 2:4). Jadi, apa yang mereka tulis adalah perkataan dan perintah Tuhan (1 Korintus 14:37). Mereka menulis tepat seperti yang dikehendaki Allah tanpa ada kekeliruan atau kesalahan. Itulah sebabnya, ketika seseorang membaca Alkitab, dia sedang membaca perkataan Allah (lih. 1 Korintus 14:37; 2 Timotius 3:16-17).
Bukti Inspirasi
Ada banyak area yang memberikan bukti pendukung bagi inspirasi Alkitab yang menunjukkan Alkitab itu berasal dari Allah.
Kesatuan Alkitab. Enam puluh enam kitab dalam Alkitab ditulis oleh kira-kira empat puluh orang selama kurun waktu kurang lebih 1600 tahun dan semua ditulis dalam harmoni sempurna yang saling melengkapi, tidak pernah bertentangan satu sama lain.
Kitab Suci Mengklaim Inspirasi (Pengilhaman). Selain 2 Timotius 3:16, yang sebelumnya sudah kita lihat, Kitab Suci mengaku “tidak adanya kesalahan” tentang Kitab Suci itu sendiri. Meskipun orang-orang yang tidak terpelajar, seperti nelayan, petani, pemungut cukai, dll., juga menulis kitab-kitab dalam Alkitab, tapi mereka menulis dengan penuh keyakinan. Mereka mengumumkan tanpa rasa malu bahwa mereka menyatakan pesan Allah (1 Korintus 14:37).
Ringkasnya Kitab Suci. Ringkasnya Kitab Suci adalah contoh yang baik dari inspirasi. Di dalam Kitab Suci, fakta-fakta terhubung dalam jumlah teks yang sedikit, yang dalam keadaan normal bisa membutuhkan jumlah volume besar untuk menyatakannya.
Ketenangan Kitab Suci. Di dalam Alkitab, hal-hal yang menakjubkan dan yang biasa digambarkan dengan cara serupa. Seperti peristiwa Yesus dipermuliakan (Matius 17:1-5), pembunuhan Yohanes Pembaptis (Matius 14:6-12), Mukjizat-mukjizat Yesus, dan bahkan penyaliban-Nya (Matius 27:33-56) dihubungkan dalam istilah-istilah yang sederhana dan biasa.
Nubuat-Nubuat yang Digenapi. Nubuat adalah sebuah pengumuman tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa akan datang, yang mana tidak ada hikmat atau ramalan manusia yang dapat menyatakannya; tergantung pada pengetahuan tentang kemungkinan tidak terhitungnya perkara manusia, yang secara eksklusif dimiliki Allah yang Mahakuasa; sehingga dari sifatnya, nubuat adalah wahyu Ilahi. Dari waktu ke waktu, para penulis Alkitab menubuatkan peristiwa-peristiwa yang kelak akan terjadi. Kadang-kadang berbicara ratusan tahun sebelum peristiwa-peristiwa itu terjadi, nubuat-nubuat para penulis Alkitab sangat rinci. Mereka bukan seperti generalisasi luas yang disebut sebagai “nabi-nabi” zaman now [sekarang]. Setiap nubuat Alkitab digenapi secara rinci.
Fakta Ilmu Pengetahuan. Secara negatif, seseorang tidak menemukan hal-hal takyul atau gagasan-gagasan yang salah seperti lazim di zaman Alkitab. Secara positif, para penulis Alkitab memiliki pengetahuan yang maju yang tidak dapat ditemukan oleh manusia hingga berabad-abad kemudian. Ini termasuk seperti gagasan tentang bumi bulat (Yesaya 40:22), bumi bergantung pada kehampaan di luar angkasa (Ayub 26:7), pengisolasian penyakit menular (Imamat 13:45), dan perlunya membasuh di air yang mengalir karena adanya kuman (Imamat 14:1-6).
Bukti Arkeologi. Tidak pernah ada penemuan arkeologi yang tidak membuktikan bagian mana pun dari Alkitab. Di samping itu, arkeologi telah membuktikan banyak fakta Alktab yang benar adanya.
Keakuratan Sejarah. Alkitab tanpa kesalahan dalam hubungannya dengan catatan peristiwa-peristiwa sejarah. Sebut saja sejarah tentang kronologi bangkitnya bangsa-bangsa besar seperti Babilonia, Medo-Persia, Yunani, Roma, yang tercatat dalam kitab Daniel 2, yang sangat akurat dengan catatan sejarah dunia.
Kesimpulan
Alkitab adalah firman Allah. Alkitab menjembatani jarak antara manusia dengan hikmat Allah. Di dalamnya Allah telah menyatakan hal-hal yang tidak diketahui manusia di dalam dan dari dirinya sendiri. Allah telah memberikan kepada manusia segala sesuatu yang berguna untuk kehidupan dan kesalehan (2 Petrus 1:3) supaya manusia hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini (Titus 2:11-14) sehingga dapat hidup kekal bersama Dia di kehidupan yang akan datang.
Sampai di sini Anda telah selesai membaca dan mempelajari seluruh "Pelajaran Dua: Keabsahan Alkitab" ini. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pelajaran ini secara online, silakan klik link form berikut ini.
Form Ujian

SABDA INJIL