Pelajaran Tiga: Yesus, Anak Allah


LAMAN UTAMA | PEL. 4

Pelajaran Tiga: Yesus, Anak Allah


Ajaran dasar wahyu Allah kepada manusia adalah Yesus, Anak Allah. Itu adalah dasar Kitab Suci Perjanjian Baru (Yohanes 20:30-31), tema ajaran Perjanjian Baru (Kisah Para Rasul 2:36; 17:1-3; 1 Korintus 2:2), dan salah satu pedoman iman yang kita pegang teguh. Kitab Suci berisi banyak fakta yang memberikan bukti positif bahwa Yesus adalah Anak Allah.

Kehidupan dan Karakteristik Yesus

Kehidupan-Nya, sebagaimana dinyatakan di dalam Kitab Suci, memberikan bukti bahwa Yesus adalah Anak Allah. Fakta sejarah menyatakan bahwa Yesus pernah hidup, Dia memiliki pengaruh besar terhadap banyak orang, dan Dia mati sebagai martir demi tujuan-Nya. Tetapi ada fakta-fakta lain yang meneguhkan diri-Nya sesuai klaim-Nya sebagai Anak Allah.

Dia tidak berdosa. Ibrani 4:15 berkata bahwa Dia dicobai dalam segala hal seperti kita tetapi tidak berbuat dosa. 2 Korintus 5:21 menyatakan bahwa Dia tidak mengenal dosa. 1 Petrus 2:22 mengatakan Dia tidak berbuat dosa. Fakta ini sendiri memisahkan Dia dari semua orang yang bertanggung jawab lainnya, yang pernah hidup bagi setiap orang di antara mereka yang telah berdosa pada suatu waktu atau waktu lainnya (Roma 3:10, 23). Bahkan musuh-musuh-Nya mengakui Dia tidak bersalah (Kisah Para Rasul 2).

Perkataan-Nya Adalah Perkataan Mulia yang Pernah Terucap. Injil-Nya tidak hanya paling popular di antara semua literatur yang pernah ditulis, tapi juga karya sastra terbesar yang pernah ditulis. Keagungan ajaran-Nya terletak pada spiritualitasnya yang murni dan jernih dalam menangani secara jelas, pasti, dan penuh kuasa masalah-masalah terbesar manusia (Matius 7:28-29; Yohanes 7:43-46).

Perbuatan-Perbuatan Ajaib yang Dilakukan Yesus dengan kuasa Allah (Yohanes 3:2) memberi bukti bahwa Dia datang dari Allah dan mendukung klaim-Nya sebagai Anak Allah (Yohanes 5:36).

Menggenapi Nubuat-Nubuat Mesianik

Kitab Suci menunjukkan bagaimana Yesus menggunakan nubuat-nubuat Mesianik yang terdapat dalam Perjanjian Lama sebagai bukti identitas-Nya (Lukas 24:25-27; Yohanes 5:39-40). Dia menggenapi secara rinci lebih dari 300 nubuat Perjanjian Lama. Adalah tidak mungkin bagi seorang penyamar sebagai Mesias asli dengan memanipulasi peristiwa-peristiwa karena banyak nubuat itu digenapi tepat sesuai rinciannya dan orang tidak mungkin mengendalikannya. Seseorang pernah menghitung kemungkinan untuk menggenapi nubuat-nubuat itu dengan hanya satu peluang dari 8,400 diikuti 129 angka nol di belakangnya.

Kesaksian dari Orang-Orang yang Sezaman Dengan-Nya

Orang-orang yang mengenal Yesus memberikan kesaksian mereka tentang identitas-Nya. Yohanes Pembaptis yang menggenapi perannya sebagai pendulu Mesias sepenuhnya yakin bahwa Yesus adalah Anak Allah (Yohanes 1:29, 33). Rasul Petrus sangat dekat dengan Yesus. Dia sepenuhnya percaya bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah yang hidup (Matius 16:15-16). Natanael, yang tidak percaya bahwa ada sesuatu yang baik datang dari Nazareth, sangat yakin bahwa Yesus adalah Anak Allah (Yohanes 1:45-50). Bahkan kepala pasukan yang ikut menyalibkan Dia, yang menjaga Dia di salib, dan yang melihat gempa bumi dan fenomena alam tidak biasa lainnya yang terjadi sehubungan dengan kematian-Nya berkata, “Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah” (Matius 27:54).

Para sejarawan yang mencatap sejarah pada era Yesus masih hidup di bumi setuju Dia adalah Kristus. Ignatius, Barnabas, Policarpus, Klemen, Hermas, Irenaeus, dan Yustinus Martir mengaku Dia adalah Anak Allah. Bahkan mereka yang tidak membuat klaim apa pun tentang Kekristenan seperti Tacitus, Suetonius, Pliny, dan Yosefus, tidak menyangkal bukti dan menulis tentang Dia sebagai Kristus.

Kesaksian Dunia Roh

Para malaikat, roh, dan roh jahat mengenal siapa Yesus. Malaikat “Gabriel” mengumumkan kepada Maria bahwa dirinya akan menjadi ibu Anak Allah (Lukas 1:26-35). Sebelum “Yesus” lahir, seorang malaikat mengatakan kepada Yusuf bahwa Maria mengandung anak laki-laki dari Roh Kudus dan Dia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka (Matius 1:20-21). Bahkan roh-roh jahat mengenal Yesus adalah Anak Allah (Markus 1:21-24).

Kebangkitan-Nya dari Antara Orang Mati

Tidak ada yang lebih krusial dalam Keilahian Yesus selain kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Jika Dia telah dibangkitkan dari antara orang mati, maka tidak akan ada pertanyaan tentang Kilahian-Nya. Jika Dia tidak bangkit dari antara orang mati, maka Dia tidak lebih dari seorang martir (mati syahid) biasa yang malang (1 Korintus 15:12-19). Tetapi Roma 1:4 mengatakan bahwa kebangkitan-Nya mendemonstrasikan kepada semua orang bahwa Yesus adalah “Anak Allah yang berkuasa.”

Perjanjian Lama menubuatkan tentang kebangkitan Kristus dari antara orang mati. Perhatikan apa yang dikatakan tentang kebangkitan-Nya di dalam Mazmur 16:10 dan kemudian baca penerapannya yang dibuat oleh rasul Petrus di dalam Kisah Para Rasul 2:29-32. Petrus secara khusus menerapkannya kepada Yesus.

Yesus seringkali membuat referensi terhadap kebangkitan-Nya selama pelayanan-Nya di muka bumi. Di dalam Yohanes 2:19-22, Dia berkata bahwa setelah kematian-Nya, tubuh-Nya akan bangkit dalam tiga hari setelah kematian-Nya. Di dalam Lukas 9:22 Yesus berkata bahwa Dia akan dibunuh dan kemudian dibangkitkan pada hari yang ketiga. Dia menggunakan tanda nabi Yunus di dalam Matius 12:40 untuk menunjukkan bahwa Dia berada di dalam kubur hanya tiga hari tiga malam. Dengan empati Dia menyatakan di dalam Matius 20:18-19 bahwa Dia akan bangkit kembali pada hari ketiga.

Melihat bahwa kebangkitan itu sangat penting dalam menyatakan identitas Yesus yang sebenarnya, maka muncul banyak upaya untuk menjelaskannya. Sebagian penjelasan yang diberikan tentang hilangnya mayat Yesus termasuk dicuri oleh murid-murid-Nya, dipindahkan oleh Yusuf dari Arimatea, dipindahkan oleh para serdadu penjaga, para perempuan pergi ke kubur yang salah pada hari Minggu pagi, dan percaya atau tidak, sebenarnya Yesus tidak mati tetapi hanya pingsan. Apa yang sesungguhnya terjadi ditemukan di dalam Kisah Para Rasul 2:25-32; Roma 1:1-4; dan Roma 6:5 – Yesus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kuasa Allah.

Penampakan diri-Nya setelah bangkit menyatakan bahwa kebangkitan-Nya benar-benar terjadi. Yesus menampakkan diri setidaknya dalam sepuluh kesempatan kepada murid-murid-Nya (1 Korintus 15:5-8). Menampakkan diri kepada lebih dari 500 orang sekaligus setelah Dia dibangkitkan yang melampaui keraguan menyatakan bahwa Yesus telah dibangkitkan dari antara orang mati.

Kesaksian Bapa

Pada saat pembaptisan Yesus (Matius 3:17) dan kemudian di gunung kemuliaan (Matius 17:5) suara Bapa terdengar dari langit. Dia berbicara tentang Yesus ketika Dia berkata, “Inilah Anak yang Kukasihi.” Tidak ada seorang pun yang bisa meragukan kejujuran dan integritas Bapa surgawi. Kesaksian-Nya secara pribadi tanpa tara. Dia berkata Yesus Kristus adalah Anak-Nya.

Kesimpulan

Dengan semua bukti yang telah diberikan oleh Allah, seseorang bisa dibilang bodoh atau tidak jujur, atau keduanya, jika tidak percaya kepada Yesus. Sangat penting bagi Anda untuk percaya kepada-Nya karena Yesus berkata di dalam Yohanes 8:24, “…jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.

Pertimbangkan semua bukti tersebut. Periksalah dengan adil dan jujur. Anda akan sampai kepada kesimpulan bahwa sesungguhnya Yesus Kristus adalah apa yang Dia klaim dan sungguh jutaan orang sudah percaya Dia adalah Anak Allah yang Mahakuasa yang datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan manusia dari dosa-dosanya.

Kami yakin Anda telah selesai membaca dan mempelajari seluruh Pelajaran Satu: Realitas Allah ini. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pelajaran ini secara online, silakan klik link form berikut ini.


Form Ujian


SABDA INJIL

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Cari Blog Ini

Pengikut