Pelajaran Enam: Baptisan
LAMAN UTAMA | PEL. 7
Walaupun belajar dengan hati-hati terhadap Perjanjian Baru yang menunjukkan bahwa baptisan untuk pengampunan dosa adalah salah satu syarat untuk memperoleh keselamatan, banyak orang mengajarkan itu tidak demikian. Jika seseorang jujur mencari keselamatan jiwanya, maka dia akan berjuang untuk melakukan apa yang diperintahkan Allah meskipun itu bertolak belakang dengan pikiran manusia. Manusia tidak pernah memiliki, atau tidak akan pernah memiliki hak untuk mengikat syarat-syarat buatannya sendiri atau menghilangkan syarat-syarat yang ditetapkan Allah. Dan salah satu syarat yang ditetapkan Allah untuk mendapatkan keselamatan, seperti yang dinyatakan dalam Injil, adalah baptisan.
Baptisan: Bagian dari Rencana Allah
Dengan memperhatikan tiga ayat dalam Kitab Suci, baptisan sudah terlihat jelas adalah bagian yang tidak terpisahkan dari rencana Allah untuk menebus umat manusia.
Matius 28:18-20. “Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Markus 16:15-16. “Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
Kisah Para Rasul 2:38-39. “Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita."
Yesus yang berbicara dalam dua ayat ini, sementara rasul Petrus, oleh bimbingan Roh Kudus, berbicara dalam satu ayat lainnya. Dalam masing-masing ayat ini, baptisan dinyatakan sebagai bagian yang diperlukan untuk memperoleh keselamatan. Karena firman Allah adalah kebenaran (Yohanes 17:17), karena kebenaran tidak dapat bertentangan dengan kebenaran, dan karena tiga ayat ini ditemukan dalam kebenaran Allah, di manakah cela bagi orang-orang yang mengklaim bahwa seseorang tidak perlu dibaptis agar selamat? Tidak ada. Tetapi mereka tetap memegang suatu ajaran yang tidak benar karena mengajarkan yang bertentangan dengan apa yang diajarkan Yesus dan Petrus dalam ayat-ayat ini.
Pertimbangkan apa yang ditulis oleh rasul Petrus semasa hidupnya tentang baptisan di dalam 1 Petrus 3:21, “Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan…”
Jadi jelas terlihat bahwa baptisan penting untuk keselamatan. Melihat pentingnya baptisan, kita perlu memahami apa itu baptisan dan untuk apa itu baptisan.
Baptisan: Penguburan dalam Air
Baptisan, yang berasal dari kata Yunani “baptisma,” berarti pembenaman atau penguburan. Baptisan adalah penguburan dalam air. Baptisan bukan memercikkan atau menuangkan air ke atas seseorang tapi membenamkan tubuh seseorang seluruhnya ke dalam air. Definisi ini didukung oleh kata yang digunakan di dalam Roma 6:3-4 dan Kolose 2:12. Kedua ayat ini berbicara tentang dibaptiskan bersama Kristus dalam air. Alkitab menyatakan bukti-bukti yang meyakinkan tentang baptisan sebagai penguburan dalam air. Menurut Injil, baptisan membutuhkan:
Kisah Para Rasul 2:38 mengatakan bahwa tujuan baptisan adalah “untuk pengampunan dosa.” Ketika penginjil Ananias diutus oleh Allah untuk mengatakan kepada Saulus dari Tarsus, yang akan menjadi rasul Paulus, apa yang harus dia lakukan untuk menunjukkan ketaatannya kepada Tuhan, dia berkata, “Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!” (Kisah Para Rasul 22:16).
Ingat, Roma 6:3-4 menyatakan bahwa dalam baptisan seseorang dikuburkan seperti dalam kematian Kristus dan kemudian dibangkitkan untuk berjalan dalam hidup yang baru. Apakah yang membuat seseorang hidup baru? Darah Kristus (Efesus 1:7). Darah-Nya yang mengalir pada saat kematian-Nya. Ketika seseorang dibaptiskan seperti dalam kematian Kristus, dia terhubung dengan darah-Nya yang menyucikan itu, dan saat itu juga dosa-dosanya diampuni, dan dia selamat (lihat juga 1 Petrus 3:21; dan Ibrani 9:14). Jadi tanpa baptisan, darah Kristus tidak dapat bekerja, dan dosa-dosa seseorang tetap ada dan dia masih tetap hilang karena hal itu.
Dalam ketaatan utama seseorang kepada Injil, baptisan adalah langkah puncak yang menyelamatkan dia. Orang yang memenuhi semua syarat yang sudah dibicarakan sebelumnya – mendengar firman Allah (Roma 10:17; Kisah Para Rasul 2:36; 8:35), beriman kepada Kristus dan Allah (Yohanes 8:24; Ibrani 11:6), bertobat dari dosa-dosa (Kisah Para rasul 17:30-31), dan mengaku Yesus sebagai Anak Allah (Roma 10:10) – dan kemudian dibaptis:
Kehidupan Setelah Baptisan
Ketika seseorang sudah dibaptis, seperti dalam kiasan lahir baru di dalam Yohanes 3:5, maka dia sudah “dilahirkan dari air dan Roh.” Dengan kelahiran baru ini, dia menjadi bayi dalam Kristus yang membutuhkan susu rohani supaya dia dapat bertumbuh secara rohani (1 petrus 2:1-2). Apa makanan rohani yang dapat menumbuhkan orang Kristen ini? Makanan rohaninya adalah firman Allah (Kisah Para Rasul 20:32). Orang Kristen harus tetap tinggal dalam firman Allah jika dia ingin tetap sebagai murid Yesus (Yohanes 8:31). Pengetahuan seseorang akan firman Allah, jika diterapkan, akan memelihara dia setia sampai mati dan memberinya upah mahkota kehidupan (Wahyu 2:10).
Jadi setelah baptisan, seseorang harus menyerahkan seluruh hidupnya kepada Kristus sebagai “persembahan yang hidup” (Roma 12:1), membiarkan Kristus dan firman-Nya hidup dan bertahta di dalam dirinya (Galatia 2:20). Untuk memastikan kesuksesannya, dia harus terus menerus mendapat lebih banyak lagi pengetahuan Alkitab dan menerapkannya di dalam hidupnya setiap hari supaya bertumbuh semakin dekat kepada Allah dan semakin serupa dengan Kristus. Pada akhir hidupnya di atas bumi ini, dia akan memiliki rumah yang kekal di sorga.
Kesimpulan
Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda melakukan semua hal ini, yang dikehendaki Allah untuk Anda lakukan demi keselamatan jiwa Anda? Dapatkah Anda mengharapkan surga sebagai rumah kekal Anda? Jika Anda tidak dapat menjawab “ya” pertanyaan-pertanyaan ini, maka Anda perlu bertindak secepatnya untuk membuat hidup Anda benar di mata Allah. Jangan tunda. Rasul Paulus berkata, “Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu” (2 Korintus 6:2). Jangan mengabaikan keselamatan besar yang ditawarkan oleh Yesus kepada Anda.
Form Ujian
Pelajaran Enam: Baptisan
Walaupun belajar dengan hati-hati terhadap Perjanjian Baru yang menunjukkan bahwa baptisan untuk pengampunan dosa adalah salah satu syarat untuk memperoleh keselamatan, banyak orang mengajarkan itu tidak demikian. Jika seseorang jujur mencari keselamatan jiwanya, maka dia akan berjuang untuk melakukan apa yang diperintahkan Allah meskipun itu bertolak belakang dengan pikiran manusia. Manusia tidak pernah memiliki, atau tidak akan pernah memiliki hak untuk mengikat syarat-syarat buatannya sendiri atau menghilangkan syarat-syarat yang ditetapkan Allah. Dan salah satu syarat yang ditetapkan Allah untuk mendapatkan keselamatan, seperti yang dinyatakan dalam Injil, adalah baptisan.
Baptisan: Bagian dari Rencana Allah
Dengan memperhatikan tiga ayat dalam Kitab Suci, baptisan sudah terlihat jelas adalah bagian yang tidak terpisahkan dari rencana Allah untuk menebus umat manusia.
Matius 28:18-20. “Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Markus 16:15-16. “Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
Kisah Para Rasul 2:38-39. “Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita."
Yesus yang berbicara dalam dua ayat ini, sementara rasul Petrus, oleh bimbingan Roh Kudus, berbicara dalam satu ayat lainnya. Dalam masing-masing ayat ini, baptisan dinyatakan sebagai bagian yang diperlukan untuk memperoleh keselamatan. Karena firman Allah adalah kebenaran (Yohanes 17:17), karena kebenaran tidak dapat bertentangan dengan kebenaran, dan karena tiga ayat ini ditemukan dalam kebenaran Allah, di manakah cela bagi orang-orang yang mengklaim bahwa seseorang tidak perlu dibaptis agar selamat? Tidak ada. Tetapi mereka tetap memegang suatu ajaran yang tidak benar karena mengajarkan yang bertentangan dengan apa yang diajarkan Yesus dan Petrus dalam ayat-ayat ini.
Pertimbangkan apa yang ditulis oleh rasul Petrus semasa hidupnya tentang baptisan di dalam 1 Petrus 3:21, “Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan…”
Jadi jelas terlihat bahwa baptisan penting untuk keselamatan. Melihat pentingnya baptisan, kita perlu memahami apa itu baptisan dan untuk apa itu baptisan.
Baptisan: Penguburan dalam Air
Baptisan, yang berasal dari kata Yunani “baptisma,” berarti pembenaman atau penguburan. Baptisan adalah penguburan dalam air. Baptisan bukan memercikkan atau menuangkan air ke atas seseorang tapi membenamkan tubuh seseorang seluruhnya ke dalam air. Definisi ini didukung oleh kata yang digunakan di dalam Roma 6:3-4 dan Kolose 2:12. Kedua ayat ini berbicara tentang dibaptiskan bersama Kristus dalam air. Alkitab menyatakan bukti-bukti yang meyakinkan tentang baptisan sebagai penguburan dalam air. Menurut Injil, baptisan membutuhkan:
- Banyak air (Yohanes 3:23)
- Turun ke dalam air (Kisah Para Rasul 8:39)
- Keluar dari air (Kisah Para Rasul 8:39)
- Seperti kelahiran (Yohanes 3:5)
- Seperti penguburan (Roma 6:3-4) Seperti kebangkitan (Kolose 2:12)
Kisah Para Rasul 2:38 mengatakan bahwa tujuan baptisan adalah “untuk pengampunan dosa.” Ketika penginjil Ananias diutus oleh Allah untuk mengatakan kepada Saulus dari Tarsus, yang akan menjadi rasul Paulus, apa yang harus dia lakukan untuk menunjukkan ketaatannya kepada Tuhan, dia berkata, “Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!” (Kisah Para Rasul 22:16).
Ingat, Roma 6:3-4 menyatakan bahwa dalam baptisan seseorang dikuburkan seperti dalam kematian Kristus dan kemudian dibangkitkan untuk berjalan dalam hidup yang baru. Apakah yang membuat seseorang hidup baru? Darah Kristus (Efesus 1:7). Darah-Nya yang mengalir pada saat kematian-Nya. Ketika seseorang dibaptiskan seperti dalam kematian Kristus, dia terhubung dengan darah-Nya yang menyucikan itu, dan saat itu juga dosa-dosanya diampuni, dan dia selamat (lihat juga 1 Petrus 3:21; dan Ibrani 9:14). Jadi tanpa baptisan, darah Kristus tidak dapat bekerja, dan dosa-dosa seseorang tetap ada dan dia masih tetap hilang karena hal itu.
Dalam ketaatan utama seseorang kepada Injil, baptisan adalah langkah puncak yang menyelamatkan dia. Orang yang memenuhi semua syarat yang sudah dibicarakan sebelumnya – mendengar firman Allah (Roma 10:17; Kisah Para Rasul 2:36; 8:35), beriman kepada Kristus dan Allah (Yohanes 8:24; Ibrani 11:6), bertobat dari dosa-dosa (Kisah Para rasul 17:30-31), dan mengaku Yesus sebagai Anak Allah (Roma 10:10) – dan kemudian dibaptis:
- Telah bebas dari dosa (Markus 16:16; Kisah Para Rasul 2:38; Roma 6:16-18).
- Telah mengenakan Kristus (Galatia 3:27) yang pada-Nya ada semua berkat rohani (Efesus 1:3).
- Telah menjadi anggota tubuh Kristus, telah ditambahkan ke dalam gereja/jemaat (1 Korintus 12:13; Kolose 1;18; Kisah Para Rasul 2:47).
- Telah menjadi anak Allah (Galatia 3:26-27), telah menjadi anggota keluarga Allah (1 Timotius 3:15).
- Telah masuk ke dalam kerajaan Allah/sorga di bawah pemerintahan Kristus (Yohanes 3:5).
Kehidupan Setelah Baptisan
Ketika seseorang sudah dibaptis, seperti dalam kiasan lahir baru di dalam Yohanes 3:5, maka dia sudah “dilahirkan dari air dan Roh.” Dengan kelahiran baru ini, dia menjadi bayi dalam Kristus yang membutuhkan susu rohani supaya dia dapat bertumbuh secara rohani (1 petrus 2:1-2). Apa makanan rohani yang dapat menumbuhkan orang Kristen ini? Makanan rohaninya adalah firman Allah (Kisah Para Rasul 20:32). Orang Kristen harus tetap tinggal dalam firman Allah jika dia ingin tetap sebagai murid Yesus (Yohanes 8:31). Pengetahuan seseorang akan firman Allah, jika diterapkan, akan memelihara dia setia sampai mati dan memberinya upah mahkota kehidupan (Wahyu 2:10).
Jadi setelah baptisan, seseorang harus menyerahkan seluruh hidupnya kepada Kristus sebagai “persembahan yang hidup” (Roma 12:1), membiarkan Kristus dan firman-Nya hidup dan bertahta di dalam dirinya (Galatia 2:20). Untuk memastikan kesuksesannya, dia harus terus menerus mendapat lebih banyak lagi pengetahuan Alkitab dan menerapkannya di dalam hidupnya setiap hari supaya bertumbuh semakin dekat kepada Allah dan semakin serupa dengan Kristus. Pada akhir hidupnya di atas bumi ini, dia akan memiliki rumah yang kekal di sorga.
Kesimpulan
Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda melakukan semua hal ini, yang dikehendaki Allah untuk Anda lakukan demi keselamatan jiwa Anda? Dapatkah Anda mengharapkan surga sebagai rumah kekal Anda? Jika Anda tidak dapat menjawab “ya” pertanyaan-pertanyaan ini, maka Anda perlu bertindak secepatnya untuk membuat hidup Anda benar di mata Allah. Jangan tunda. Rasul Paulus berkata, “Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu” (2 Korintus 6:2). Jangan mengabaikan keselamatan besar yang ditawarkan oleh Yesus kepada Anda.
Sampai di sini Anda telah selesai membaca dan mempelajari seluruh "Pelajaran Enam: Baptisan" ini. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pelajaran ini secara online, silakan klik link form berikut ini.
Form Ujian

SABDA INJIL